Rupiah Terperosok Sentuh Level Terlemah Sejak Krismon 1998, Ini Penjelasan Bank Indonesia

BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini terperosok menyentuh Rp16.608, yang merupakan level terlemah sejak krisis moneter (krismon) 1998.

Tekanan jual Surat Berharga Negara (SBN) yang masih berlanjut membuat kurs rupiah di pasar spot hari ini dibuka terkoreksi 0,32% di level Rp16.608 per dolar AS, dan terus melemah hingga menembus Rp16.620 per dolar AS, yang merupakan level terlemah rupiah sejak krismon 1998.

Saat krisis akibat pandemi Covid-19 di Tahun 2020, level terlemah rupiah adalah Rp16.575 per dolar AS. Sedangkan saat krismon, nilai tukar rupiah sempat menyentuh level penutupan terlemah di Rp16.650 per dolar AS pada 17 Juni 1998.

Menanggapi penurunan rupiah yang hampir mendekati level terlemah di era Krismon 1998, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi dengan menerapkan strategi triple intervention secara ‘bold’ dan terukur.

“Triple intervention ini untuk memastikan stabilitas nilai tukar dan keseimbangan demand supply valas domestik, khususnya pada kondisi terjadi peningkatan volatilitas yang signifikan,” kata Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Fitra Jusdiman, seperti dikutip Bloomberg Technoz, Selasa (25/3/2025).

Menurut dia, pelemahan rupiah sampai menembus level di masa krismon dipengaruhi faktor global, yang dalam ketidakpastian terkait perang tarif yang  diterapkan Presiden AS, Donald Trump, kepada sejumlah negara mitra dagang.

Selain itu, pelaku pasar terus mencermati kebijakan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), serta meningkatnya tensi konflik Timur Tengah, seiring pertempuran baru antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

“Kami melihat memang faktor global masih penuh dengan ketidakpastian baik terkait kebijakan tarif Trump dan dampaknya ke negara lain, arah kebijakan the Fed, dan gejolak geopolitik yang masih terus memanas,” ujar Fitra.

Secara teknikal, nilai rupiah telah mengonfirmasi bearish pattern dan telah menembus level support kedua Rp16.600 per dolar AS. Selanjutnya, rupiah berpotensi melemah lebih lanjut ke level Rp16.700 per dolar AS.

Sementara harga SBN di pasar sekunder hari ini tertekan akibat aksi jual, yang menyebabkan yield (imbal hasil) di hampir semua tenor mengalami penurunan.

Yield SBN tenor 1Y naik 2,8 basis poin (bps) menyentuh 6,624%, tenor 5Y naik 1,3 bps di level 6,957%, tenor 11Y juga naik 5,4 bps, dan tenor acuan 10Y di kisaran 7,192%.

Sedangkan yield SBN tenor jangka panjang di atas 15Y terindikasi banyak diminati menyusul yield yang sudah menarik. Tenor 30Y turun 2,3 bps kini di 7,159%, sedangkan tenor 20Y 0,6 bps di 7,238%. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Idul Fitri 1446 Hijriah, Wagub Rano Karno Bersilaturahmi Bersama Masyarakat

BRIEF.ID - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno...

Hari Kedua Idul Fitri 1446 H, Ribuan Warga Kunjungi TMII

BRIEF.ID - Ribuan warga mengunjungi objek wisata Taman Mini...

Tiongkok Peringatkan Pendukung Kemerdekaan Taiwan Lewat  Latihan Militer Gabungan PLA   

BRIEF.ID - Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT)...

Gunung Marapi Meletus

BRIEF.ID - Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi Kota...