BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa dan meninggalkan level Rp16.700 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (25/11/2026). Hal itu, dipicu posisi dolar AS yang sedang limbung setelah perkasa selama beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka menguat 0,19% atau 32 poin menjadi Rp16.667 per dolar AS dibandingkan level sebelumnya Rp16.699 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,18% ke level Rp16.665 per dolar AS. Hingga pukul 10:00 WIB, penguatan kurs rupiah di pasar spot berlanjut dan terpantau berada di level Rp16.653 per dolar AS.
Penguatan rupiah dipengaruhi posisi dolar AS yang sedang limbung, seiring melonjaknya keyakinan investor terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) dalam rapat pada Desember 2025.
Keyakinan tersebut dipicu pernyataan sejumlah pejabat The Fed yang memberi sinyal terbukanya peluang besar untuk memangkas duku bunga The Fed atau Fed Funds Rate (FFR), terutama karena tekanan pasar tenaga kerja.
Mengutip CME FedWatch, keyakinan pelaku pasar terhadap probabilitas FFR turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5-3,75% meningkat menjadi 80,9%. Seminggu yang lalu, keyakinan pelaku pasar terhadap pemangkasan FFR hanya 42,4%.
Hal itu menahan laju penguatan dolar AS, karena pelaku pasar kembali masuk ke aset berisiko seperti saham dan valuta asing (valas) termasuk di negara berkembang (emerging market).
Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia juga dibuka menguat terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini, antara lain Baht Thailand (+0,38%), Won Korea Selatan (+0,22%), Ringgit Malaysia (+0,21%), dan Yen Jepang (+0,15%).
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi berpeluang menguat dan bergerak di kisaran level Rp16.630 per dolar AS hingga Rp16.680 per dolar AS. Jika terus menguat, rupiah diprediksi dapat meninggalkan level Rp16.600 per dolar AS. (jea)


