BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah merosot ke level Rp16.735 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (19/12/2025), akibat terseret sentimen inflasi negeri Paman Sam.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka menguat 0,08% atau 13 poin menjadi Rp16.710 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.723 per dolar AS. Sementara nilai tukar rupiah di pasar spot juga menguat 0,01% menjadi Rp16.715 per dolar AS.
Seiring berjalannya perdagangan, nilai tukar rupiah perlahan berbalik arah ke zona merah. Hingga pukul 10:30 WIB, nilai tukar rupiah terpantau berada di level Rp16.735 per dolar AS.
Pergerakan rupiah sangat dipengaruhi sentimen dari luar negeri, terutama rilis data ekonomi AS. Pada Kamis (1/12/2025) malam waktu setempat, US Bureau of Labor Statistics (BLS) mengumumkan data inflasi periode November.
Secara tahunan atau year-on-year (yoy), inflasi AS tercatat sebesar 2,6% pada November 2025, lebih rendah dari ekspektasi 3,1%, dan terendah sejak Maret 2021.
Inflasi inti juga melambat ke 2,6% yoy, berada di bawah proyeksi 3,0%, menjadi laju kenaikan terendah dalam empat tahun terakhir. Data tersebut, menggambarkan inflasi AS harus disikapi dengan stimulus fiskal dan moneter.
Selain itu, data klaim pengangguran mingguan AS juga tercatat turun 13.000 menjadi 224.000 atau relatif sejalan dengan ekspektasi pasar di kisaran 225.000.
Data ekonomi AS terbaru membuat investor menunggu reaksi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), untuk kebijakan moneter khususnya tingkat suku bunga.
Jika inflasi melambat, dan pasar tenaga kerja terus melemah, maka The Fed diyakini bakal melanjutkan siklus pelonggaran moneter termasuk pemangkasan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) pada 2026.
Untuk perdagangan hari ini, rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di kisaran level Rp16.600 per dolar AS hingga Rp16.750 per dolar AS. (jea)


