BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat pada perdagangan awal pekan, Senin (11/11/2024), seiring pernyataan Gubernur Bank Sentral AS atau Federal reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mendapat respon positif investor.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka menguat tipis 0,09% atau 14 poin menjadi Rp15.658 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.672 per dolar AS.
Pengamat menilai penguatan rupiah dipengaruhi sentimen positif investor terhadap pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan independesi bank sentral AS, siapapun presiden yang terpilih.
Hal itu, meredam kekhawatiran investor terhadap kebijakan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang dikhawatirkan akan kembali memicu perang dagang dengan Tiongkok dan berdampak terhadap perekonomian global, terutama emerging market.
Meski demikian, fluktuasi nilai tukar rupiah masih tinggi bahkan cenderung melemah, seiring rilis data ekonomi dari dalam dan luar negeri pada pekan ini.
Sepanjang pekan lalu, rupiah bergerak dinamis akibat hasil Pemilihan Umum (Pemilu) AS dan pengumuman FOMC, dan masih mampu menguat 0,32 persen week to week (wtw).
Mayoritas imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) turun 4-14 basis poin (bps), kecuali obligasi tenor 20 tahun, terutama karena apresiasi rupiah.
Rata-rata harian volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp18,73 triliun, lebih rendah dari pekan sebelumnya, sebesar Rp21,84 triliun, secara rata-rata pada pekan lalu.
Kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi pemerintah juga turun sebesar Rp0,54 triliun menjadi Rp881 triliun (14,78 persen dari total) pada 7 November 2024.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak di di rentang Rp15.650 per dolar AS hingga Rp15.750 per dolar AS.