BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (14/1/2024), seiring lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan pemerintah untuk meredam dampak penguatan data ekonomi AS.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah menguat 0,11% atau 18 poin menjadi Rp16.265 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.283 per dolar AS.
Pengamat mengatakan penguatan nilai tukar rupiah merupakan intervensi pemerintah untuk meredam dampak tekanan dari penguatan dolar AS, seiring data ekonomi terbaru AS yang menunjukkan peningkatan.
Rilis data pasar tenaga kerja AS yang menguat, disusul kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS, membuat pemerintah melakukan intervensi untuk meredam penarikan modal asing (capital outflow) dari pasar keuangan domestik.
Intervensi dilakukan pemerintah dengan melelang Surat Berharga Negara (SBN). Pada Senin (13/1/2025), volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat membukukan Rp16,81 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan Jumat (10/1/2024) sebesar Rp12,23 triliun.
Depresiasi kurs rupiah dan kenaikan yield obligasi AS atau US Treasury, berdampak pada capital outflow yang berkelanjutan. Pada Senin (13/1/2025), investor asing tercatat melakukan penarikan modal (capital outflow) di pasar ekuitas senilai Rp383,46 miliar.
Pemerintah mengantisipasi hal itu, dengan melelang SBN. Apalagi depresiasi rupiah berdampak pada kenaikan yield-nya SBN di kisaran 7-11 basis points (bps), sehingga menarik bagi investor.
Adapun lelang obligasi negara yang dilakukan untuk seri SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dengan target indikatif sebesar IDR10 triliun. Seri SBSN yang dilelang adalah SPNS6mo, SPNS9mo, PBS003, PBS030, PBS034, PBS039, dan PBS038.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak dengan kecenderungan menguat tipis di kisaran Rp16.260 per dolar AS hingga Rp16.285 per dolar AS.