BRIEF.ID – Nilai tukar rupiah menguat ke level psikologis Rp16.600 per dolar Amerika Serikat (AS), dan menjadi mata uang paling perkasa di kawasan Asia pada perdagangan hari ini, Senin (29/9/2025).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kur srupiah dibuka menguat 0,56% atau 93% menjadi Rp16.645 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.738 per dolar AS.
Sementara di pasar spot nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,24% menjadi Rp16.700 per dolar AS. Hingga pukul 11:00 WIB, nilai tukar rupiah terpantau berada di level Rp16.671 per dolar AS.
Won Korea Selatan menduduki peringkat kedua dengan apresiasi 0,55%.
Disusul oleh yen Jepang (0,3%), yuan China (0,24%), dan peso Filipina (0,24%.
Penguatan rupiah terjadi seiring lesunya indeks dolar AS seiring menurunnya tingkat kpercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian negeri Paman Sam, seiring melonjaknya harga barang.
Personal Consumption Expenditures (PCE) Inti AS secara bulanan atau month to month (MoM) naik 0,2% menjadi 2,7% per Agustus 2025 dibandingkan 2,5% pada Juli 2025.
Data PCE AS tersebut membuka peluang bagi Bank Sentral AS atau Federal reserve (The Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter, yakni memangkas suku bunga acuan.
Pada akhir pekan lalu, indeks dolar AS ditutup melemah 0,41% ke 98,152. Pada pmebukaan perdagangan hari ini, indeks dolar terpantau masih melemah 0,19% menjadi 97,966.
Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga menguat signifikan terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini, antara lain Won Korea Selatan (+0,55%), Yen Jepang (+0,3%), Yuan Tiongkok (+0,24%), dan Peso Filipina (+0,24%).
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat di kisaran Rp16.650 per dolar AS hingga Rp16.750 per dolar AS. (jea)