BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu aksi borong investor asing di pasar saham dan Surat Utang Negara (SUN).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Selasa (21/10/2025), kurs rupiah dibuka menguat tipis 0,04% atau 7 poin menjadi Rp16.568 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.575 per dolar AS.
Penguatan rupiah dipicu kembalinya arus modal asing (capital infflow) ke pasar saham dan SUN. Pada perdagangan Senin (20/10/2025), investor asing membukukan beli bersih (net buy) sebesar Rp529,77 miliar di pasar saham.
Sementara di pasar SUN, masuknya modal sing membuat imbal hasil atau yield turun, terutama untuk SUN tenor jangka pendek dan menengah, karena tingginya permintaan.
Yield SUN tenor 10 tahun tercatat ditutup di 5,947% pada perdagangan kemarin, menandai tiga hari berturut-turut yield surat utang ini berada di bawah 6%.
Meski demikian, penguatan rupiah hari ini dinilai terbatas, seiring naiknya indeks dolar AS. Pada penutupan perdagangan awal pekan, indeks dolar AS naik 0,17% menjadi 98,559.
Pelaku pasar kembali melabuhkan modalnya di pasar saham dan SUN, seiring ekspetasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-Rate.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung dua hari, mulai Selasa (21/10/2025) hingga Rabu (22/10/2025) diyakini aakan kembali memutuskan pemangkasan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps).
Hal itu, untuk mengantisipasi penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed), yang akan diputuskan dalam pertemuan komite di akhir pekan ini.
Terkait dengan itu, pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, diprediksi menguat tipis di kisaran level Rp16.550 per dolar AS hingga Rp16.600 per dolar AS. Hingga pukul 10:00 WIB, kurs rupiah di pasar spot terpantau berada di level Rp16.577 per dolar AS. (jea)