BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah melesat hingga menyentuh level Rp16.100 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (14/8/2025), imbas derasnya arus modal masuk (capital inflow) di pasar keuangan emerging market termasuk Indonesia.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka menguat 0,56% atau 90 poin menjadi Rp16.112 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.202 per dolar AS.
Sementara nilai tukar rupiah di pasar spot sempat merosot sebesar 0,5% di level Rp16.276 per dolar AS di awal transaksi, namun dengan cepat berbalik menguat 0,56% ke level Rp16.105 per dolar AS.
Hingga pukul 10:15 WIB, nilai tukar rupiah terpantau masih bergerak di zona hijau dan berada di level Rp16.108 per dolar AS. Hal itu, sekaligus menjadi level terkuat rupiah sepanjang tahun ini, dan hampir mendekati posisi rupiah di Rp16.102 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir tahun 2024.
Melesatnya Mata Uang Garuda dipicu capitl inflow yang mengalir deras ke pasar keuangan emerging market, termasuk ke pasar saham dan pasar surat utang Indonesia.
Hal itu, tidak terlepas dari ekspetasi pelaku pasar yang makin meningkat terkait kemungkinan Bank Sentral As atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan hingga 50 basis poin (bps) pada pertemuan September 2025.
Pernyataan terbaru dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, bahwa The Fed seharusnya menurunkan suku bunga sejak Juni atau Juli 2025 dengan porsi jumbo, membuat investor mengalihkan modal dari pasar keuangan AS, sehingga indeks dolar AS makin terperosok dan kini berada di level 97,65.
Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS, antara lain Yen Jepang (+0,57%), Ringgit Malaysia (+0,42%), Yuan Offshore (+0,15%), Yuan Tiongkok (+0,10%), Dolar Taiwan (+0,10%), Dolar Singapura (+0,05%), Peso Filipina (+0,05%), dan Dolar Hong Kong (+0,01%).
Untuk perdagangan hari ini, rupiah diprediksi masih menguat hingga akhir perdagangan, dan bergerak di kisaran level Rp16.100 per dolar AS hingga Rp16.200 per dolar AS.
Jika desakan penurunan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) makin kencang, maka nilai tukar rupiah diprediksi bakal meninggalkan level Rp16.000 per dolar AS, bahkan berpeluang menguat hingga level Rp15.500 per dolar AS. (jea)