BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah melemah tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (18/8/2025), seiring investor menerapkan sikap wait and see terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikt (AS).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka turun 0,11% atau 1 poin menjadi Rp16.186 per dolar Amerika Serikat (AS) dari level sebelumnya Rp16.169 per dolar AS pada Jumat (15/8/2025). Sedangkan rupiah di pasar spot melemah ke level Rp16.187 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi justru di saat indeks dolar AS, yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap 6 mata uang utama dunia, turun tipis menjadi 97,84, dibandingkan posisi akhir pekan lalu di 97,85.
Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga tertekan dolar AS, antara lain Ringgit Malaysia (-0,24%), Yen Jepang (-0,10%), Dolar Hong Kong (-0,09), dan Dolar Taiwan (0,06%).
Sedangkan mata uang Asia lainnya yang menguat terhadap dolar AS, yaitu Won Korea Selatan (+0,,29%), Dolar Singapura (+0,05%), Pesso Filipina (+0,05%), Baht Thailand (+0,05%), dan Yuan Tiongkok (+0,04%).
Pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang Asia pada perdagangan hari ini, disebabkan investor mencermati arah kebijakan moneter AS, khususnya terkait suku bunga acuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
Pada pekan ini, The Fed akan merilis notula rapat (minutes of meeting) periode Juli 2025. Dalam rapat tersebut, Gubernur The Fed, Jerome Powell, dan anggota Dewan Gubernur The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%.
Meski demikian, suara Dewan Gubernur The Fed tak lagi bulat, karena ada 2 Anggota, yang menyatakan perbedaan pendapat alias dissenting opinion. Hal ini menjadi 2 suara menentang pertama sejak 1993.
Dalam notula rapat tersebut akan tercermin bagaimana situasi yang terjadi, sehingga investor bisa memperoleh petunjuk soal arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi melemah terbatas dengan bergerak di kisaran level Rp16.110 per dolar AS hingga Rp16.190 per dolar AS. (jea)
