Rupiah Melemah Tembus Rp16.855 per dolar AS, Investor Khawatir Tekanan Trump Terhadap The Fed

BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4/2025). Hal itu, dipicu kekahwatiran investor atas tekanan Presiden AS, Donald Trump, terhadap Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melemah 0,23% atau 38 poin menjadi Rp16.845 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.807 per dolar AS.

Sedangkan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 0,24% ke level Rp16.845 per dolar AS. Hingga pukul 10:30 WIB, kursrupiah terus melemah dan terpantau berada di level Rp16.855 per dolar AS.

Sementara di pasar offshore, kontrak rupiah forward (NDF) makin tertekan menuju Rp16.900 per dolar AS, tepatnya di kisaran Rp16.890 per dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini.

Pelemahan rupiah dipicu tekanan Presiden AS, Donald Trump, agar The Fed segera menurunkan suku bunga acuan, dan tidak melebih-lebihkan soal potensi inflasi.

Kabar bahwa Trump sedang berupaya menyingkirkan Gubernur The Fed, Jerome Powell, juga membuat investor khawatir dan menarik dana dari pasar uang dan US Treasury (obligasi AS).

Hal itu, memicu sentimen risk-off melanda padar global sejak Senin (21/4/2025) malam dan kemudian menekan mayoritas mata uang Asia, kecuali Yen Jepang, pada perdagangan hari ini.

Adapun mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS antara lain Won Korse (-0,44%), Baht Thailand (-0,39%), Yuan Offshore (-0,29%), dan Peso Filipina (-0,26%).

Selanjutnya, Yuan Tiongkok (-0,26%),  Ringgit Malaysia (-0,22%), Dolar Singapura (-0,14%), Dolar Taiwan (-0,10%), dan Dolar Hong Kong (-0,01%).

Pelaku pasar melakukan konsolidasi untuk menyikapi ketidakpastian ekonomi, seiring dampak perang tarif terutama antara AS-Tiongkok, serta perseteruan Presiden AS dan Gubernur The Fed.

Sejumlah lembaga investasi telah memprediksi perang tarif memicu situasi yang penuh ketidakpastian seperti saat pandemi Covid-19, dan negara-negara berkembang menjadi pihak paling rentan.

Pertumbuhan ekonomi global, yang sudah melambat menjadi 2,8% pada 2024 akan semakin tertekan menjadi 2,3% pada 2025, yang sekaligus menandai ekonomi dunia bergeser ke jalur resesi.

Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi melemah, meskipun ada sentimen positif yang ditunggu investor dari gelaran Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran level resistance Rp16.855 per dolar AS, dan potensi level support di Rp16.750. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

IHSG Tembus Level Psikologis 6.500, Investor Respons Positif RDG BI

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Harga Emas Antam Melesat Tembus Rp2 Juta per Gram, Ini Pemicunya

BRIEF.ID - Harga emas PT Aneka Tambang (Antam) melesat...

Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Megawati Ungkap Dukacita Mendalam

BRIEF.ID - Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarnoputri...

Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Para Kardinal Gereja Katolik Bertemu di Vatikan

BRIEF.ID - Pertemuan pertama para Kardinal Gereja Katolik akan...