BRIEF. Nilai tukar (kurs) rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), pada perdagangan awal pekan, Senin (3/11/2025), seiring investor mencermati rilis data neraca perdaganngan dan inflasi Indonesia.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melemah 0,04% atau 7 poin menjadi Rp16.638 per dolar AS dibandingkan level sebelumnya Rp16.631 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau dibuka melemah 0,03% ke level Rp16.635 per dolar AS. Hingga pukul 11:30 WIB, nilai tukar rupiah terpantau masih tertekan di zona merah dan berada di level Rp16.663 per dolar AS.
Pelemaha dolar AS dipengaruhi sentimen dari dalam negeri, seiring rilis neraca perdagangan dan inflasi yang akan diumumkan Bank Indonesia (BI), dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan ini.
Neraca perdagangan Indonesia per Oktober 2025 diperkirakan masih mencatat surplus sebesar US$5,2 miliar, namun angka tersebut turun dibandingkan posisi per September 2025 yang sebesar US%5,49 miliar.
Selain itu, investor juga mencermati data inflasi Indonesia yang diprediksi mengalami kenaikan pada Oktober 2025 dibandingkan September 2025. Hal ini, dikhawatirkan menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah,
Pelemahan rupiah hari ini juga mengikuti pergerakan mata uang Asia lainnya yang tertekan terhadap dolar AS. Pada akhir pekan lalu, indeks dolar AS menguat 0,28% menjadi 99,804.
Tren penguatan dolar AS terus terjadi seiring kebijakan pemotongan suku bunga Federal reserve (The Fed). Sepanjang pekan lalu, indeks dolar AS terpantau naik 1,01%. Selama sebulan terakhir, indeks dolar melonjak 1,71%.
Kenaikan yield (imbal hasil) obligasi pemerintah AS atau US Treasury, terutama pada tenor jangka pendek dan menengah telah mendongkrak nilai tukar dolar AS. Akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di kisaran 4,09%.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi masih melemah dan bergerak di kisaran level support Rp16.600 per dolar AS, hingga Rp16.700 per dolar AS. (jea)


