BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah melemah imbas Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal reserve (The Fed) menegaskan risiko inflasi meningkat di tengah perlambatan ekonomi akibat ketidakpastian global.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Kamis (8/5/2025), kurs rupiaha dibuka melemah tipis 0,06% atau 10 poin menjadi Rp16.546 per dolar AS dari level sebelumnya Rp16.536 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,02% menjadi Rp16.540 per dolar AS, dan selanjutnya terus merosot hingga menyentuh level Rp16.562 per dolar AS.
Hingga pukul 10:00 WIB, nilai tukar rupiah terpantau bergerak di kisaran Rp16.547 per dolar AS dengan harga tengah di Rp16.550 per dolar AS.
Pelemahan rupiah dipicu lonjakan indeks dolar AS, setelah The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,50%.
Dalam jumpa pers seusai pertemuan komite FOMC, Gubernur The Fed, Jerome Powell, menyampaikan suku bunga ditahan karena guncangan terkait kebijakan tarif belum terlihat.
Meski demikian, Jerome Powell memprediksi risiko inflasi dan tingkap pengangguran meningkat, jika kebijakan tarif yang untuk sementara ditunda oleh Pemerintah AS akhirnya diterapkan.
Pada perdagangan di pasar keuangan Asia hari ini, mayoritas mata uang Asia tertekan dolar AS, antara lain Ringgit Malaysia (-0,61%), Won Korsel (-0,35%), Peso Filipina (-0,31%), Baht Thailand (-0,14%), Yuan Tionglok (-0,10%), dan Dolar Hong Kong (-0,05%).
Sedangkan mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS, yaitu Yen Jepang (+0,19%), Dolar Singapura (+0,02%), dan Dolar Taiwan masih tetap menguat (+0,01%).
Secara teknikal, nilai tukar rupiah sudah berada di area support antara Rp16.550 per dolar AS hingga Rp16.580 per dolar AS. Sedangkan level support rupiah terkuat berada di level Rp16.600 per dolar AS.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak variatif di kisaran level Rp16.540 per dolar AS hingga level Rp16.550 per dolar AS.
Sentimen positif yang bisa mendongkrak atau menjaga stabilitas rupiah kemungkinan datang dari data cadangan devisa yang akan diumumkan hari ini. (jea)