BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah melemah pada perdagangan akhir pekan, Jumat (9/5/2025), imbas turunnya ekspetasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melemah 28% atau 47 poin menjadi Rp16.549 per dolar AS dari level sebelumnya Rp16.502 per dolar AS.
Sedangkan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 0,27% di level Rp16.540 per dolar AS, mengikuti pergerakan mata uang Asia yang mayoritas melemah pada perdagangan hari ini.
Mata uang Asia yang tertekan penguatan dolar AS hari ini, antara lain
Ringgit Malaysia (- 0,96%), Baht Thailand (-0,94%), Won Korsel (-0,53%), Peso Filipina (-0,18%), Dolar Taiwan (-0,11%), Yuan Offshore (-0,08%), serta Dolar Singapura dan Yuan Tiongkok sama-sama turun (-0,06%).
Sedangkan mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS di perdagangan hari ini, antara lain Yen Jepang (+0,08%) dan Dolar Hong Kong (+0,01%).
Pelemahan mata uang Asia terjadi seiring menguatnya indeks dolar AS, yang berada di kisaran 100.71, naik lebih dari 1% pada perdagangan hari ini.
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate di kisaran 4,25% hingga 4,5% membuat indeks dolar As terus melanjutkan penguatan sejak pekan lalu.
Pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang menginsyaratkan The Fed sangat berhati-hati menetapkan kebijakan suku bunga, membuat ekspetasi pasar terhadap pemangkasan Fed Fund Rate semakin menipis.
Ketidakpastian akibat kebijakan tarif Amerika Serikat, membuat The Fed memilih menahan suku bunga The Fed untuk mengantisipasi potensi lonjakan inflasi jika kebijakan tarif diberlakukan.
Konsensus memperkirakan The Fed kemungkinan akan kembali meempertahankan suku bunga pada pertemuan Komite FOMC di Juni 2025.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diperkirakan melemah terbatas seiring intervensi Bank Indonesia, dan bergerak di kisaran level Rp16.450 per dolar As hingga Rp16.550 per dolar AS. (jea)