BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah melejit terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di hari terakhir Tahun 2025, dan menjadi mata uang terkuat di Asia.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Rabu (31/12/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat 0,20% atau 34 poin menjadi Rp16.737 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau menguat sebesar 0,23% di level Rp16.730 per dolar AS. Hingga pukul 10:30 WIB, mata uang Garuda terus menguat ke level Rp16.707 per dolar AS.
Dengan posisi tersebut, rupiah memimpin sekaligus menjadi mata uang Asia terkuat terhadap dolar AS, disusul Renminbi Tiongkok (0,10%), offshore Renminbi Tiongkok (0,09%), dan Dolar Singapura 0,02%.
Sedangkan mata uang Asia lainnya yang tertekan terhadap dolar AS, antara lain Ringgit Malaysia (-0,15%), Dolar Taiwan (-0,09%), Dolar Hong Kong (-0,04%), dan Yen Jepang (-0,04%).
Penguatan rupiah nampaknya dipicu aksi investor menjelang tutup tahun buku alias window dressing. Itu sebabnya, penguatan indeks dolar AS (DYX) pada perdagangan kontrak Non-Deliverable Forward (NDF) tidak mampu membuat rupiah loyo.
Sinyal pelonggaran kebijakan moneter Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) di Tahun 2026, juga memunculkan keyakinan investor untuk kembali masuk ke aset-aset berisiko, termasuk saham dan valuta asing.
Meski demikian, investor diingatkan bahwa aksi window dressing bersifat sementara dan tidak fundamental, sehingga sewaktu-waktu dapat membuat rupiah berbalik arah ke zona merah.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak konsolidatif dengan kecenderungan menguat di level Rp16.700 per dolar AS, hingga Rp16.740 per dolar AS. (jea)


