Rupiah Loyo Tembus Rp16.500, Arus Capital Outflow Melonjak

BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah loyo menembus level Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS), seiring arus modal keluar atau capital outflow yang melonjak akibat kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi politik dan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka menguat 0,17% atau 28 poin menjadi Rp16.472 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.500 per dolar AS. Sedangkan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat tipis 0,07% menjadi Rp16.479 per dolar AS.

Meski demikian, penguatan rupiah tak bertahan lama, dan berbalik ke zona merah seiring capital outflow yang melonjak di pasar keuangan Indonesia. Hingga pukul 10:00 WIB, kurs rupiah terpantau tertekan ke zona merah dan berada di level Rp16.502 per dolar AS.

Arus capaital outflow dari pasar keuangan Indonesia terlihat dari pergerakan harga saham dan obligasi yang melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah 36,52 poin atau 0,46 persen ke posisi 7.967.

 Aksi penjualan juga melanda pasar surat utang domestik, terpantau dari imbal hasil (yield) obligasi pemerintah atau Surat Utang Negara (SUN) di berbagai tenor yang bergerak naik. Kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun.

Adapun yield SUN tenor 1 tahun naik 5,6 basis poin (bps) ke 5,382%, dan tenor SUN 2 tahun naik 1,4 bps menjadi 5,364%. Kemudian yield SUN  tenor 5 tahun naik 4,6 bps ke 5,796%, dan yield SUN tenor 10 tahun naik 2,2 bps menjadi 6,381%.

Menyikapi situasi keamanan dalam negeri  yang mencemaskan seiring gelombang demonstrasi yang meluas ke aksi penjarahan, Bank Indonesia menegaskan komitmen untuk melakukan intervensi demi menjaga stabilitas rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI,
Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan BII terus memantau perkembangan di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah. 

“Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik,” kata Erwin.

Terkait dengan itu, lanjutnya, Bank Indonesia terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk intervensi NDF di pasar offshore, dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.

“BI juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi forex swap, pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility,”  ujar Erwin.

Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi melemah karena tekanan jual terutama dari investor asing, dan bergerak di kisaran level Rp16.400 per dolar AS hingga Rp16.500 per dolar AS. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Menko Airlangga Sebut Dinamika Sosial & Politik Berdampak Jangka Pendek terhadap Ekonomi

BRIEF.ID - Dinamika sosial dan politik yang terjadi selama...

Sri Mulyani Sampaikan Permohonan Maaf dan Janji Berbenah Diri Usai Rumah Dijarah Massa

BRIEF.ID - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan...

IATA: Permintaan Penumpang Global Tumbuh 4 Persen Pada Juli 2025

BRIEF.ID- Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) merilis data permintaan...

Review Isu Sepekan: Demo Meluas, Pasar Keuangan Tertekan, hingga Peluncuran Patriot Bond dan Arah Kebijakan Politik

BRIEF.ID — Kondisi Indonesia dalam sepekan terakhir diwarnai oleh...