BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan, Senin (10/2/2025), ditutup merosot imbas kebijakan tarif Presiden Donald Trump untuk impor baja dan aluminium.
Pada penutupan perdagangan hari ini, kurs rupiah ditutup turun 0,46% atau 76 poin menjadi Rp16.358 per dolar AS. Sedangkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.350 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi seiring rencana Presiden AS, Donald Trump, yang berencana memberlakukan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium dari semua negara.
Hal itu, menimbulkan kekhawatiran investor terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan neraca perdagangan, mengingat baja dan aluminium merupakan salah satu komoditi ekspor andalah Indonesia.
Kekhawatiran itu, semakin diperparah dengan penguatan dolar AS, seiring data terbaru ketenagakerjaan AS yang memberi sinyal bagi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter, termasuk menurunkan suku bunga.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah, antara lain Ringgit Malaysia anjlok 0,76%, Yen Jepang terkoreksi 0,61%, Peso Filipina turun 0,19%, Yuan Tiongkok merosot 0,16%, Rupee India melemah 0,04%, dan Bath Thailand turun 0,03%.
Pengamat menilai tren pelemahan rupiah pada perdagangan besok, Selasa (11/2/2025), akan berlanjut seiring pengumuman Donald Trump terkait tariif impor baja dan aluminium.