BRIEF.ID – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan komitmen melakukan intervensi di seluruh pasar untuk menstabilkan nilai tukar (kurs) mata uang Garuda.
Pernyataan itu, disampaikan Perry Warjiyo, dalam keterangan pers setelah nilai tukar rupiah anjlok sebesar 0,15% atau 26 poin menjadi Rp16.775 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Jumat (26/9/2025).
Di pasar spot hari ini, kurs rupiah terpantau dibuka melemah 0,21% ke level Rp16.785 per dolar AS. Hingga pukul 11:00 WIB, nilai tukar rupiah terpantau berada di level Rp16.755 per dolar AS.
Pelemahan rupiah mengikuti pergerakan mata uang Asia, yang mayoritas melemah terhadap dolar As, antara lain, Peso Filipina (-0,39%), Dolar Taiwan (-0,35%), Baht Thailand (-0,29%), dan Ringgit Malaysia (-0,25%).
Mencermati tren pelemahan rupiah akhir-akhir ini, Gubernur BI, Perry Warjiyo, memberi keterangan pers untuk menegaskan komitmen bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder,” kata Perry.
Selain di dalam negeri, lanjutnya, BI juga melakukan intervensi di pasar luar negeri, baik di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF.
Perry menyampaikan, melalui intervensi di seluruh pasar, BI yakin dapat menjaga dan kembali menstabilkan rupiah. Dia juga mengajak seluruh stakeholder turut menjaga iklim keuangan agar lebih kondusif.
“Bank Indonesia juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif, sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat tercapai dengan baik,” tutur Perry. (jea)