BRIEF.ID – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani memastikan untuk secepatnya mengeksekusi 18 proyek hilirisasi yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
Pemerintah akan memulai 18 proyek hilirisasi dengan total nilai investasi mendekati US$ 45 miliar. Selain itu, terdapat rencana untuk 21 proyek strategis hilirisasi dengan nilai investasi sekitar Rp 656 triliun.
Sektor-sektor yang dicakup adalah nikel, bauksit, mineral tambang, perikanan, pertanian, kehutanan, serta pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Arahan Bapak Presiden, kalau yang sudah dilakukan evaluasi secara baik dan secara benar, itu sudah bisa dijalankan dulu. Jadi, kalau misalnya dari 18 proyek sudah ada yang oke secara finansial, legal, administrasi, dan teknologi, itu bisa segera dijalankan,” kata Rosan usai menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Ia mengatakan, menghadap Kepala Negara untuk membahas langkah-langkah strategis percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, terutama investasi strategis dan proyek hilirisasi di berbagai sektor.
Presiden Prabowo, jelas Rosan, dalam arahannya meminta agar proses hilirisasi yang telah melalui evaluasi menyeluruh dapat segera dijalankan.
Hilirisasi dari sisi ekonomi sangat membantu dalam meningkatkan kontribusi industri manufaktur, sebab tidak lagi mengekspor bahan mentah. Misalnya, di sektor minerba, hilirisasi dijadikan strategi untuk mengubah status Indonesia dari negara pengirim bahan mentah menjadi negara industri pengolahan.
Dari sisi sudut pandang ketenagakerjaan, proyek-proyek hilirisasi diharapkan menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor industri. Dengan hilirisasi bahan strategis seperti nikel dan baterai, Indonesia bisa masuk rantai nilai global yang lebih tinggi untuk kendaraan listrik dan teknologi hijau. (nov)


