BRIEF.ID – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyambut baik keinginan Duta Besar Republik India untuk Republik Indonesia, Sandeep Chakravorty untuk mengembangkan teknologi jaringan di Indonesia.
India berkeinginan untuk berkolaborasi dengan Indonesia di bidang teknologi, seperti infrastruktur digital, modernisasi bidang telekomunikasi, kecerdasan buatan, dan keamanan siber.
“Mereka menyampaikan, kolaborasi pengembangan teknologi jaringan oleh Tata Group untuk Indonesia merupakan mandat langsung dari Perdana Menteri India, yang harapannya mampu mendorong terciptanya sistem telekomunikasi nasional yang mandiri,” kata Rosan melalui akun Instagram @rosanroslani yang dipantau, Sabtu (3/5/2025).
Seperti diketahui, Tata Group, konglomerat multinasional asal India telah hadir di Indonesia melalui anak perusahaannya, Tata Motors.
Tata Motors Indonesia (TMI) didirikan pada Desember 2011 dan mulai beroperasi secara resmi pada September 2013. Perusahaan ini fokus pada distribusi kendaraan komersial seperti pikap, truk, dan bus, dengan jaringan lebih dari 20 dealer 3S, 10 outlet 1S, serta lebih dari 70 bengkel di seluruh Indonesia.
Nilai investasi awal Tata Motors di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$ 20 juta saat mulai beroperasi melalui Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) pada tahun 2013. Investasi ini mencakup pembangunan jaringan dealer, pusat layanan, serta penyediaan suku cadang dan dukungan teknis di berbagai wilayah Indonesia.
Rencana investasi dan ekspansi Tata Motors menunjukkan minat untuk memperluas investasinya di Indonesia. Pada tahun 2019, Presiden Direktur TMDI, Biswadev Sengupta menyatakan bahwa perusahaan mempunyai rencana jangka panjang untuk membangun pabrik perakitan di Indonesia.
Namun, realisasi rencana ini masih menunggu pemenuhan beberapa syarat, seperti peningkatan kualitas layanan dan suku cadang, serta pelayanan konsumen yang lebih baik.
Saat ini, Tata Motors Indonesia fokus pada penjualan kendaraan niaga dibandingkan mobil penumpang. Hal ini disebabkan oleh potensi pasar yang besar di sektor kendaraan komersial, seiring dengan perkembangan infrastruktur dan pertumbuhan sektor pertambangan di Indonesia. (nov)