BRIEF.ID – Indeks di bursa Wall Street, New York, Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah, pada perdagangan Kamis (25/9/2025), waktu setempat.
Data produk domestik bruto (PDB) AS Kuartal II-2025 yang lebih baik dari perkiraan, semakin menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed berikutnya dalam waktu dekat.
Hal ini mendorong kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang menjadi sentimen negatif bagi saham sektor teknologi. Indeks-indeks utama Wall Street turun dari rekor tertingginya di tengah kekhawatiran atas valuasi yang berlebihan dan ketidakpastian mengenai langkah The Fed selanjutnya.
Laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis Jumat (26/9/2025) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS Kuartal II-2025 sebesar 3,8% QoQ dari -0,6% QoQ di Kuartal I-2025 serta jauh di atas perkiraan 3,3% QoQ.
Data initial jobless claims pekan lalu turun menjadi 218 ribu dari 232 ribu. Investor akan menantikan data inflasi PCE, yang akan dirilis Jumat (26/9/2025) malam.
Para investor juga khawatir akan kemungkinan penutupan sebagian pemerintah AS karena para anggota parlemen masih dalam kebuntuan pendanaan akibat kesulitan menyepakati perpanjangan pendanaan jangka pendek.
Sementara itu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyetujui proposal yang akan mempertahankan TikTok di AS dengan transaksi senilai US$ 14 miliar, pada Jumat (25/9/2025). Kesepakatan ini mewajibkan ByteDance untuk menjual operasi TikTok di AS atau menghadapi larangan efektif di negara itu.
Berdasarkan ketentuan, yang masih harus disetujui Tiongkok adalah sebuah perusahaan patungan baru akan mengawasi bisnis TikTok di AS, dengan ByteDance mempertahankan kurang dari 20% saham.
Obligasi US 10-year Bond Yield naik 2 bps ke level 4,172%, akibat ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed selanjutnya. Harga emas spot naik 0,1% ke level US$ 3,739/troy oz, menantikan data inflasi PCE. (nov)