BRIEF.ID – Reli penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berlanjut pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/11/2025). IHSG akan bergerak pada resistance 8.350, pivot 8.300, dan support 8.200.
Laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis Selasa (4/11/2025) menyebutkan bahwa secara teknikal, akan terjadi penyempitan slope negative MACD dan berpotensi terjadi Golden Cross.
Sementara itu, Stochastic RSI akan melanjutkan kenaikan di area pivot dan IHSG mampu bertahan di atas level MA5 dan MA20. Indikator A/D juga mengindikasikan terjadinya akumulasi.
“IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan kenaikan menguji level 8.300-8.350. Saham yang direkomendasikan ASII, PTRO, ELSA, AKRA, dan SCMA,” demikian laporan Phintraco Sekuritas.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat di level 8.275,08 atau naik 1,36% pada perdagangan Senin (3/11/2025). Saham sektor consumer cyclical membukukan kenaikan terbesar, sedangkan saham sektor properti mencatatkan koreksi terbesar.
Optimisme akan membaiknya perekonomian nasional dan mengantisipasi kinerja pasar modal yang cenderung membaik pada akhir tahun, mendorong penguatan indeks.
Meskipun inflasi di dalam negeri pada Oktober 2025 merupakan level yang tertinggi sejak April 2024, namun masih dalam kisaran target BI di kisaran 1,5%-3,5%.
Data inflasi Indonesia tercatat sebesar 0,28% MoM dan 2,86% YoY pada Oktober 2025, meningkat dari masing-masing 0,21% MoM dan 2,65% YoY di September 2025. Komoditas yang menyumbangkan inflasi terbesar adalah emas perhiasan.
Indeks PMI manufacturing Indonesia tercatat meningkat pada level 51,2 di Oktober 2025 dari 50,4 pada September 2025, yang merupakan kenaikan selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini, antara lain didukung oleh kenaikan pesanan baru yang mendorong produksi yang stabil, di samping adanya pertumbuhan pembelian dan terbukanya lapangan kerja dengan laju tercepat sejak Mei.
Sementara itu neraca perdagangan Indonesia kembali membukukan surplus sebesar US$ 4,34 miliar di September 2025, turun dari surplus US$ 5,49 miliar di Agustus 2025, namun meningkat dari US$ 3,18 miliar pada September 2024.
Ekspor tumbuh 11,41% YoY di September 2025, yang merupakan pertumbuhan tertinggi sejak Februari 2025, didorong oleh pertumbuhan permintaan dari Tiongkok yang meningkat 12,79%). Sedangkan ekspor ke AS juga meningkat 9,08%. (nov)


