BRIEF.ID – Gerakan rekonsiliasi di antara kubu-kubu koalisi partai politik yang berkompetisi pada Pilpres 2024, menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika politik di negeri ini. Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dikabarkan aktif dalam gerakan rekonsiliasi.
Puan telah bertemu Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani untuk merancangkan pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, usai Lebaran 2024.
Pertemuan Puan-Rosan berlangsung pada acara buka puasa bersama di kediaman pribadi Rosan di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan, pada 30 Maret 2024. Hadir pada kesempatan itu, di antaranya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Puan mengaku kehadirannya di kediaman Rosan adalah sesuatu yang jamak terjadi, sebab kedua tokoh itu berteman dekat sejak lama. Puan juga tidak membantah bahwa sedang merajut kembali hubungan yang sempat ‘terputus’ akibat kontestasi Pemilu 2024. Ia juga mengakui akan ada pertemuan antara Megawati dan Prabowo.
“Pertemuan kemungkinan dilakukan, tapi yang terpenting Idul Fitri terlebih dulu. Insya Allah, selalu akan dilakukan silaturahmi dengan siapa pun,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Ketua DPP PDI Perjuangan menyatakan, pertemuan Megawati dengan presiden terpilih yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, setelah selesai proses sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).
Hasto mengungkapkan, pertemuan kedua tokoh itu dapat segera digelar, tinggal menunggu momentum yang tepat.
Momen rekonsiliasi langsung dimanfaatkan Prabowo, yang kini dinyatakan menang dan terpilih menjadi Presiden periode 2024-2029 berdasarkan keputusan KPU, pada 20 Maret 2024. Tanpa berlama-lama dan memilih tempat, Prabowo langsung tancap gas menyambangi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta, pada 22 Maret 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) berswafoto bersama Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan) dan Ketua DPR RI Puan Maharani (kiri).
Prabowo mengaku, menemui Surya Paloh untuk membalas ucapan selamat saat dinyatakan menang oleh KPU. Mantan Danjen Kopassus itu mengungkapkan kepada Surya bahwa selalu mengajak NasDem untuk bergabung.
Pada Pemilu 2024, Prabowo dan Surya Paloh berbeda kubu. Prabowo sebagai capres yang diusung Partai Gerindra, sedangkan Surya Paloh mengusung Anies Baswedan untuk menjadi capres.
Pertemuan dua elite politik di Indonesia itu memunculkan wacana bagi pemenang Pilpres itu untuk mengunjungi partai lainnya, tak terkecuali PDI Perjuangan yang merupakan kubu berbeda. Di sisi lain, saat itu ada juga wacana pertemuan yang akan dilakukan Prabowo kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Para politikus dari PPP membuka pintu atas wacana itu.
Di sisi lain, wacana pengajuan hak angket seperti menguap begitu saja dan hilang dari Senayan. Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengaku belum mendapatkan arahan dari pimpinan partai terkait hak angket. Hingga rapat paripurna penutupan masa sidang DPR, Kamis (4/4/2024) tidak ada satu pun legislator di Senayan yang menyampaikan usulan hak angket.
Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman mengaku, bersyukur hak angket itu tidak bergulir di DPR hingga penutupan masa sidang. Setelah adanya dinamika, baginya sinyal-sinyal rekonsiliasi lainnya bakal muncul. Termasuk Prabowo yang bakal bertemu dengan Puan Maharani selaku legislator dari PDI Perjuangan dalam waktu dekat.
“Kalau bisa sebelum Lebaran, Pak Prabowo dan Ibu Puan bertemu juga nggak apa-apa,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Silaturahmi Puan dan Rosan
Pertemuan Puan dan Rosan di Kemang Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2024) mengesankan bahwa jembatan rekonsiliasi kini sedang dibangun di antara kubu Paslon Nomor 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dan Paslon Nomor 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Rosan dikenal sebagai kepercayaan Prabowo. Demikian juga Puan yang kerap mewakili Megawati dalam berbagai kegiatan politik.
”Sekarang ini, kan, bulan Ramadan, bulan untuk selalu bisa bersilaturahmi. Jadi, sebagai sahabat, sebagai teman, silaturahmi itu tidak akan pernah salah, apalagi di bulan Ramadhan,” jelas Puan.
Setelah bertemu Rosan, Puan mengaku bahwa silaturahmi bisa dilakukan dengan siapa pun, termasuk Prabowo. Sinyal-sinyal rekonsiliasi itu juga diamini legislator Partai Golkar, Lodewijk Paulus. Wakil Ketua DPR itu mengatakan, silaturahim antara tokoh-tokoh nasional merupakan hal yang baik.
Analis politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyatakan, rencana pertemuan Prabowo dan Megawati merupakan hal yang positif. Kedua tokoh itu adalah ketua umum partai besar dan pertemuan itu akan menjadi ajang silaturahim antara presiden terpilih dan mantan presiden.
“Dari pada berkonflik, silaturahim merupakan kegiatan yang paling tepat untuk dilakukan,” kata dia.
Dia menilai sebenarnya hubungan antara Prabowo dan Megawati tidak bermasalah sejak dulu. Terbukti dari keduanya yang bersatu dalam Pemilu 2009, dan tidak adanya resistensi saat Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada 2019.
Jika terjadi, pertemuan itu bakal menjadi momentum bersejarah yang harus diapresiasi karena, membangun sebuah negara harus mendapat dukungan dari tokoh-tokoh nasional lainnya.
“Saya melihatnya dalam kaca mata positif, tokoh bangsa itu bersatu membangun bangsa,” katanya.
Dengan begitu, rekonsiliasi lebih dari sekadar kekuatan politik. Persatuan di antara kubu-kubu yang sebelumnya bersaing ketat menandai langkah penting menuju pembangunan bangsa pada masa depan.
No Comments