BRIEF.ID – PwC Indonesia, meluncurkan hasil kajian tentang kontribusi salah satu tech unicorn asal Indonesia, Traveloka yang juga dikenal sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggara pada industri pariwisata.
Hasil kajian PwC menyebutkan bahwa Traveloka berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya industri pariwisata pada periode pasca-pandemi, penciptaan lapangan kerja, aspek keberlanjutan, dan inovasi.
“Traveloka berhasil menstimulasi penciptaan nilai tambah bruto (NTB) di Indonesia sebesar US$ 10 miliar, selama kurun waktu 2019-2022. Nilai ini setara dengan perekrutan 360 ribu tenaga kerja di Indonesia setiap tahunnya,” kata President Traveloka, Caesar Indra melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Indra mengatakan, dari jumlah US$ 10 miliar, sebesar US$ 4,5 miliar berasal dari industri pariwisata atau setara 2,70% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang berdampak positif bagi sektor pertanian dan energi.
Lebih lanjut Indra mengungkapkan, pada dekade lalu, Traveloka hadir sebagai penyedia solusi perjalanan berbasis teknologi. Dalam perjalanannya, Traveloka konsisten menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna, mendorong inovasi, dan pertumbuhan ekosistem pariwisata berkelanjutan.
Menurut Indra, hasil studi PwC membantu Traveloka memahami dan mengukur seberapa besar dampak ekonomi yang diberikan perusahaan dan mengidentifikasi beragam peluang untuk dapat berkontribusi lebih jauh lagi untuk industri pariwisata Indonesia dan Asia Tenggara.
Sementara itu, Direktur PwC Indonesia Julian Smith mengatakan, studi yang dilakukan mengungkap ripple effect Traveloka di berbagai sektor, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara.
“Hasil studi ini menggambarkan hubungan simbiosis antara Traveloka dan perekonomian, serta mendorong pertumbuhan dan inovasi, dalam periode di mana ketahanan dan kemampuan beradaptasi menjadi hal sangat penting. Traveloka adalah unicorn teknologi yang maju pesat serta menjadi katalis perubahan positif di Asia Tenggara. Sangat inspiratif dan menjadi tolok ukur praktik bisnis berkelanjutan,” ujarnya.
No Comments