BRIEF.ID – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, Pemerintah Indonesia secara resmi memutuskan kerja sama investasi LG Energy Solution (LGES) dari Korea Selatan pada proyek baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Pemerintah secara resmi mengirim surat pemutusan kerja sama kepada LG Energy Solution (LGES) melalui Kementerian ESDM, pada 31 Januari 2025.
“Kami yang secara aktif memutuskan kerja sama itu karena sudah terlalu lama negosiasinya dan tidak ada kemajuan berarti,” kata Rosan di Jakarta, Jumat (25/4/2025)
Rosan mengatakan salah satu alasan Pemerintah memutuskan negosiasi 5 Tahun tanpa hasil adalah sejak tahun 2020, proyek senilai US$ 8,45 miliar itu belum masuk tahap eksekusi signifikan.
Padahal, lanjutnya, proyek ini adalah bagian dari Indonesia EV Battery Grand Package — strategi besar pemerintah untuk hilirisasi nikel dan penguatan industri EV nasional.
Di sisi lain, target hilirisasi tidak boleh tertunda karena Pemerintah ingin mengejar target produksi baterai EV dan kendaraan listrik yang ambisius, tidak bisa menunggu negosiasi terlalu lama.
Sebelum memutuskan kontrak dengan LGES, Pemerintah sudah menjajaki kerja sama dengan Huayou Cobalt dari Tiongkok, yang dinilai lebih siap secara teknis dan cepat dalam eksekusi.
“Pemerintah Indonesia sudah menunjuk perusahaan Tiongkok, Huayou Cobalt, untuk menggantikan posisi LGES dalam proyek ini. Pemerintah tidak ingin proyek strategis nasional ini stagnan karena negosiasi terlalu lama,” jelas Rosan. (nov)