BRIEF.ID – Ketua Paguyuban Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I, Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan rahasia di balik penulisan dua buku KIB I, yang menuturkan tentang perjalanan dan pencapaian pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), periode 2004-2009.
“Penulisan buku diawali gagasan para inisiator, yaitu Bapak Paskah Suzetta, Ibu Meutia Hatta, Bapak Anton Apriyantono, Ibu Siti Fadillah Supari, Ibu Mari Elka Pangestu, dan saya. Kami mengadakan pleno beberapa kali dengan beberapa menteri KIB I,” kata Purnomo pada peluncuran buku berjudul “Perjalanan dan Capaian Kabinet Indonesia Bersatu 1 (2004-2009)” dan ‘Di Balik Layar Kabinet: Testimoni, Refleksi Perjuangan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 1 (2004-2009) di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (9/10/2024).
Buku terdiri atas dua volume, yaitu Volume Pertama menuturkan tentang perjalanan dan capaian KIB I, periode 2004-2009. Sedangkan Volume Kedua, adalah di balik layar kabinet, testimoni, refleksi, dan perjuangan Menteri KIB I, periode 2004-2009.
Peluncuran dilakukan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono disaksikan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, dan Agung Laksono, serta jajaran Menteri KIB I dan II.
Pada kesempatan itu, Purnomo yang pada KIB I menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), secara khusus menyampaikan apresiasi mendalam kepada jajaran Menteri KIB I dan para pihak yang mendukung penulisan hingga penerbitan buku.
“Walaupun masa bakti KIB I berakhir sudah cukup lama, namun banyak pencapaian yang positif dan dirasakan sampai saat ini. Pencapaian cukup baik yang dirasakan, tapi tidak semuanya dapat dituangkan,” jelas dia.
Sementara itu, SBY mengungkapkan bahwa buku yang diluncurkannya merangkum berbagai kebijakan penting yang diambil jajaran menteri KIB I, saat menghadapi berbagai persoalan bangsa. Disebutkan pada era pemerintahannya, banyak keputusan penting yang diambil, di antaranya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), penerapan pendekatan humanis di Papua, penguatan kebijakan ESDM, tsunami di Aceh dan Nias, hingga penerapan asas cabotage di sektor transportasi laut.
No Comments