BRIEF.ID – Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan bahwa keselamatan wisatawan wajib menjadi prioritas utama para pemangku wisata di Tanah Air demi menjaga reputasi pariwisata Indonesia yang profesional.
“Keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama, bukan hanya demi melindungi nyawa manusia, tetapi juga menjaga reputasi Indonesia sebagai destinasi wisata alam yang profesional dan aman,” kata Puan di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Pernyataan itu disampaikan Puan merespons otoritas Brasil yang mengancam akan menempuh jalur hukum internasional apabila hasil otopsi menunjukkan bahwa kematian warga negara Brasil Juliana Marins yang jatuh di Gunung Rinjani disebabkan kelalaian.
Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa keselamatan wisatawan, terlebih mereka yang datang dari luar negeri, tidak hanya dipakai sebagai slogan untuk sekadar jargon semata.
“Ini adalah tanggung jawab nyata yang harus dijaga dengan dukungan sumber daya manusia terlatih, fasilitas memadai, serta protokol yang kuat dan transparan,” katanya.
Puan juga mengingatkan kesiapan seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam wisata pendakian Gunung Rinjani sebagai salah satu ikon pariwisata alam Indonesia yang mendunia dan menarik ribuan pendaki setiap tahunnya, namun memiliki medan yang menantang dan cuaca yang cepat berubah.
Dengan jalur gunung yang cukup menantang, dia lantas mengingatkan profesionalisme pemandu, kesiapan tim evakuasi, dan sistem koordinasi yang efektif perlu ditingkatkan. Hal itu, lanjut dia, juga dapat memastikan pencarian dan penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
“Keluarga korban dan publik berhak mendapatkan penjelasan yang jelas dan akuntabel agar tidak menimbulkan spekulasi yang merugikan citra pariwisata Indonesia di mata dunia internasional,” ujarnya.
Puan meminta pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) memperkuat standar operasional prosedur (SOP), serta meningkatkan pelatihan pemandu dan petugas SAR.
“Selain itu, ketersediaan alat dan teknologi yang mendukung evakuasi di kawasan pegunungan juga perlu disediakan,” ujarnya. (nov)