BRIEF.ID – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, capaian produksi peras dan jagung nasional tertinggi sepanjang sejarah, menjadi bukti kerja nyata pemerintahan yang dipimpinnya.
“Salah satu prestasi kita yang dirasakan yang riil dan tidak bisa dibuat-buat adalah bahwa produksi beras dan jagung. Saya dapat laporan sekarang, sangat berhasil. Bahkan, dibandingkan dengan tahun-tahun terdahulu,” ujar Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi Indonesia pada Januari-Juni 2025 mencapai 32,57 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 3,27 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Jika dikonversikan, produksi beras pada Semester I – 2025 diperkirakan mencapai 18,76 juta ton, naik 1,89 juta ton dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, produksi beras Indonesia untuk musim tanam 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton, menjadikannya tertinggi di Asia Tenggara.
Produksi jagung juga mengalami lonjakan signifikan. Pada Triwulan I – 2025, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% mencapai 4,73 juta ton, meningkat 48,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, produksi jagung Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 16,7 juta ton, melebihi kebutuhan nasional yang sekitar 13 juta ton.
Kepala Negara mengungkapkan, Sumatera Selatan yang biasanya memproduksi sekitar 3 juta ton beras per tahun, tahun ini diperkirakan akan mencapai 4 juta ton. Peningkatan 25%, merupakan prestasi luar biasa yang tidak hanya membanggakan secara nasional, tetapi juga mencerminkan keberhasilan Indonesia dalam mengelola krisis pangan global.
“Artinya apa? Peningkatan 25%. Saya kira di seluruh dunia ini salah satu prestasi,” kata Prabowo.
Presiden Prabowo juga menyampaikan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, cadangan beras yang dimiliki pemerintah berada di posisi tertinggi. Ini menjadi indikator kuat bahwa strategi penguatan ketahanan pangan berjalan efektif.
“Jumlah tonase beras yang sekarang berada di tangan pemerintah, saya dapat laporan, adalah tertinggi sepanjang sejarah NKRI,” ucapnya.
Capaian ini, lanjutnya, bukan hasil kebetulan melainkan buah dari perencanaan matang dan kerja keras seluruh jajaran pemerintah. Ia juga mengapresiasi koordinasi yang kuat dalam menyikapi ancaman El Nino dan La Nina yang berdampak pada pertanian.
“Pertanian itu yang saya katakan tadi. Azimut kompas, salah dia, salah kecil, akibatnya buruk. Kita tidak memperhatikan cuaca, El Nino, kekeringan, La Nina, kita tidak memperhatikan, krisis pangan,” jelas dia. (nov)