BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia akan turun drastis pada tahun 2024, mengingat Pemerintah sudah memiliki data spesifik individu maupun keluarga yang harus dientaskan dari kemiskinan.
Penanggulangan kemiskinan ekstrem telah menjadi salah satu program pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, dengan target nol persen pada 2024. Pada tahun 2022 kemiskinan ekstrem di Indonesia berada pada angka 2% dan 14 provinsi masih berada di atas angka nasional.
“Tetapi kita terkendala di pengendalian pandemi Covid-19 hampir dua setengah tahun. Tapi saya masih meyakini itu di 2024 akan turun drastis, karena nama dan alamat itu sudah ada
semuanya,” kata Jokowi pada sesi jumpa pers selepas menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
Pertanyaan mengenai kemiskinan ekstrem mengemuka lantaran Rakernas III PDI Perjuangan yang berlangsung 6-8 Juni 2023 mengusung tema “Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara.”
Keberadaan data spesifik untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem, kata Presiden Jokowi, dibarengi besarnya ketersediaan anggaran bantuan sosial yang dimiliki Pemerintah.
“Bukan besar, tapi besar sekali, di atasnya hanya infrastruktur,” tegas Jokowi.
Oleh karena itu kombinasi kedua hal tersebut memberi kemudahan dalam upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem.
Kendati demikian, Presiden menekankan bahwa kemudahan itu harus dibarengi dengan kerjakerja sinergis dan terkonsolidasi baik antara pemerintah pusat, kementerian/lembaga non kementerian pemerintah, maupun pemerintah daerah.
“Semuanya harus bersama-sama. Bukan barang yang sulit, tetapi memang perlu konsolidasidan perlu waktu,” ujarnya. (antara)
No Comments