BRIEF.ID – Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dan CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani agar berkoordinasi dengan baik untuk melunasi utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), kerja sama perusahaan Indonesia-Tiongkok.
Perintah itu disampaikan Prabowo saat memimpin rapat terbatas Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
“Ya, kemarin dibahas. Kemudian, Pak Airlangga selaku Menko Perekonomian, Menteri Keuangan Pak Purbaya, dan CEO Danantara untuk menghitung lagi detailnya,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Mensesneg mengatakan, selain menghitung detail pembayaran utang, ketiga pejabat itu ditugaskan untuk mencari opsi-opsi terbaik.
“Misalnya, perpanjangan masa pinjaman. Bahkan, nanti dari skenario-skenario skema macam apa yang terbaik,” kata Mensesneg.
Ia mengatakan, pada intinya Presiden Prabowo menegaskan bahwa kewajiban pemerintah adalah menyediakan transportasi publik sebaik-baiknya, tidak hanya Whoosh.
“Mulai dari transportasi keretapi, non kereta api, kereta cepat, transportasi bus, transportasi kapal, semuanya sedang kita coba perbaiki,” kata dia.
Seperti diberitakan, proyek KCIC menggunakan skema pembiayaan, di mana sekitar 75% berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dan sisanya 25% sebagai modal ekuitas.
Total biaya proyek mencapai sekitar US$ 7,27 miliar atau sekitar Rp 118–119 triliun, termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sekitar US$1,2 miliar.
Pembengkakan biaya dan target penumpang yang belum tercapai, proyek ini kini menghadapi beban utang yang sangat besar.
Pada semester pertama 2025, kerugian yang dibebankan ke pihak Indonesia sudah mendekati Rp 1 triliun hanya dalam enam bulan. Bahkan ada peringatan bahwa jika tidak segera diatasi, beban ini bisa berdampak ke stabilitas perusahaan BUMN terkait. (nov)


