Pindah Kerja dari Bank ke KAI, Rosma Handayani: Anak-anak Sempat Khawatir

BRIEF.ID – Menjadi wanita karier yang berkarya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat Rosma Handayani selalu siap mendapat penugasan atau dipindahkan ke manapun.

Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi keluarga, terutama kedua anaknya, yang sempat khawatir ketika Rosma Handayani mendapat penugasan sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Kekhawatiran itu cukup beralasan, karena Rosma menghabiskan sepanjang kariernya dengan bekerja di bank, yang notabene merupakan lingkungan kerja kantoran, bukan di lapangan seperti KAI.

“Jadi pas ditugaskan ke KAI, anak-anak ngomongnya ibu mau kerja sampai kapan?” kata Rosma, kepada BRIEF.ID, pekan lalu.

Rosma kemudian menjelaskan tentang tugasnya sebagai karyawan BUMN, dengan posisi Top Management, yang harus siap mendapat penugasan terjun ke lingkungan kerja yang berbeda.

Bagi Rosma, penugasan adalah amanah, yang harus dijalankan, karena merupakan kepercayaan dari atasan. Dia bahkan meyakini, pasti ada yang bisa dikerjakannya, sehingga mendapat penugasan atau dipindahkan dari posisi sebelumnya.

“Saya bilang ke mereka namanya penugasan pasti ada amanah, ada yang harus dikerjakan sama ibu, ada yang harus diperbaiki, toh semua kerja pasti ada akhirnya, dan mereka bisa terima,” ungkap Rosma.

Menurut perempuan kelahiran tahun 1969 itu, bekerja di KAI memiliki tantangan tersendiri, karena selain dianggap sebagai dunia kerja yang didominasi laki-laki, ada banyak hal teknis yang baru baginya.

Rosma mengaku tidak khawatir bekerja dengan rekan kerja yang didominasi laki-laki, karena sudah mengalaminya saat masih aktif bekerja di bank.

Sebelum ditugaskan menjadi Direktur SDM dan Umum KAI, Rosma menjabat sebagai Senior Executive Vide President PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

“Pertama masuk KAI, saya mencoba menyesuaikan dengan kebiasaan kerja,  karena memang dunianya laki-laki banget. Saya pribadi bukan perempuan feminim, jadi bisa cepat menyesuaikan,” ungkap Rosma.

Dia mengungkapkan, dunia kerja di KAI dan Bank sama-sama didominasi laki-laki. Saat berkarya di BSI, bahkan Bank Mandiri, Rosma pun memiliki rekan kerja yang sebagian besar laki-laki, bahkan terkadang rapat dan pulang kerja pagi.

Itu sebabnya, Rosma tidak terlalu kaget dan bisa cepat menyesuaikan relasi kerja dengan sesama top management di KAI, yang didominasi laki-laki.

“Bedanya kalau di dunia bank semuanya serba rapih, lebih berkutat dengan dokumen, tapi di KAI saya tuh ke lapangan, cek stasiun ke stasiun, teknis, atau cek fisik lah, jadi ini yang menurut saya butuh penyesuaian, tapi lebih ke karena nature kerjanya beda, bukan karena lingkungan kerjanya dominan laki-laki,” tutur Rosma.

Pengalaman Baru

Tantangan kerja di KAI yang membuatnya harus turun lapangan, justru memberi pengalaman baru bagi Rosma. Tak hanya menantang, Rosma merasa insan perkeretaapian punya tanggung-jawab besar, yang justru menyentuh masyarakat secara luas.

“Saya ingat waktu pertama bergabung ke direksi KAI, itu sudah musim lebaran, KAI lagi sibuk-sibuknya seperti rumah sakit, kita kontrol 24 jam, ada  posko dan harus keliling,” ujarf Rosma yang menjadi Direktur SDM dan Umum KAI pada Maret 2024.

Rosma mengaku saat melakukan pengecekan ke lapangan dia kebih suka terjun langsung tanpa didampingi tim. Hal ini dilakukan, karena Rosma ingin menampung masukan dari bawah, dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Dia kemudian belajar tentang berbagai unit operasional dan bisnis di KAI, antara lain balai yasa, stasiun, hingga Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapigecekan (BPTP).

“Dari sini, saya bikin evaluasi, ternyata KAI itu punya perusahaan anak yang besar, dan besar banget organisasinya,” kata Rosma.

Ada momen seru yang membekas bagi Rosma saat melakukan peninjauan ke lapangan, yaitu ketika dia diminta ikut mengecek lintasan kereta dan ikut ke dalam ruangan masinis.

Pengecekan lintasan kereta harus dilakukan secara manual, dan butuh kompetensi masinis karena banyak kode dan simbol sepanjang perlintasan kereta.

Pengalaman itu kemudian diceritakan Rosma kepada teman-temannya di bank, yang sekaligus menjadi kebanggaan Rosma yang kini sudah berkarier di KAI.

“Saya bilang ke teman-teman di bank, kalau ingin tahu gimana susahnya cari uang, kerja lah di sini, karena ada pekerjaan yang tidak tergantikan oleh teknologi, yaitu  ngecek kelaayakan rel kereta, saat musim panas reslnya harus disiram air supaya enggak memuai dan bisa bikin kereta anjlok,” kata Rosma.

Hal ini pula, yang mendorong Rosma ingin meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan KAI agar sekelas karyawan bank.

Standarisasi

Salah satu terobosan yang sedang dilakukan Rosma adalah dengan membuat mekanisme atau standarisasi agar KAI dan seluruh anak usaha berada dalam satu kebijakan dan self service dengan standar yang sama.

Dengan satu self service, maka tallent mobility di organisasi KAI memiliki standar yang sama, sehingga ketika ada penugasan atau pemindahan karyawan, tidak ada penolakan atau keberatan.

“Misalnya ketika ada karyawan di fasilitas kesehatan KAI dipindah ke KCIC enggak akan nolak, karena standarnya sama, bahkan untuk pengganjian, ini yang coba saya rapihin dan akan diterapkan di 2025,” ujar Rosma.

Dengan standarisasi, Rosma ingin unit SDM dan Umum bisa mengelola 29.000 karyawan KAI dengan kebijakan yang sama, dan mendorong SDM di KAI untuk tidak terpaku pada satu keahlian, tapi bisa belajar hal-hal lain sepanjang berkarier di KAI.

“Saya ingin buat supaya SDM KAI berubah, punya jiwa tertantang untuk berkarier. Jadi kalau dimutasi malah merasa ditantang, kalau sekarang kan susah, banyak yang enggak mau dipindah ke bidang atau departemen lain. Dari masuk sampai pensiun tetap jadi masinis misalnya,” tutur Rosma.

Dia juga ingin mengubah image KAI sebagai lingkungan kerja yang kurang diminati generasi muda. Ke depan, Rosma ingin
para lulusan S1 menjadikan KAI sebagai pilihan untuk berkarier.

“Dulu imagenya KAI tuh dekil, sekarang beda, anak muda banyak yang senang lihat seragam KAI, rapih petugasnya, jadi berpikir yang kerja di KAI punya masa depan, kariernya sama dengan yang kerja di bank, karena renumerasinya pun enggak kalah,” ujar Rosma.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Forbes Rilis 10 Orang Terkaya di Indonesia, Ini Daftarnya

BRIEF.ID - Pada 9 Januari 2025, Forbes merilis daftar...

Patrick Kluivert Tiba di Indonesia

BRIEF.ID - Pelatih baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert disambut...

PM Ishiba Undang Prabowo Hadiri Expo 2025 Osaka

BRIEF.ID – Perdana Menteri (PM) Jepang Ishiba Shigeru secara...

Tim Transisi Pemerintahan Pramono-Rano Libatkan Mantan Gubernur DKI Jakarta

BRIEF.ID - Tim transisi pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur...