BRIEF.ID – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat peran mendukung transformasi ekonomi Indonesia, melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta digitalisasi.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan perseroan fokus mengembangkan dan memberdayakan UMKM, karena menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sektor ini memegang peran vital dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung inklusi ekonomi.
“UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Kami berkomitmen mendorong UMKM untuk naik kelas melalui akses permodalan, pembinaan berkelanjutan, dan inovasi layanan digital,” ujar Hery.
Hingga November 2024, lanjutnya, pembiayaan UMKM BSI tercatat mencapai Rp50,72 triliun tumbuh 19,63% dari total pembiayaan sebesar Rp258,41 triliun, dengan jumlah nasabah mencapai 353.000.
Adapun dukungan yang diberikan BSI kepada UMKM mencakup akses permodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan pembiayaan UMKM komersial, serta pendampingan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.
Hery menjelaskan, BSI juga fokus mengembangkan digitalisasi perbankan, yang ditandai dengan peluncuran super app BYOND by BSI, pada November 2024. Dalam dua bulan pertama, super app ini mencatat 3 juta pengguna aktif dan 15 juta transaksi. Fitur seperti QRIS, ZISWAF, dan investasi menjadi favorit pengguna.
“BYOND by BSI tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi syariah dengan menjadi sahabat finansial, sosial dan spiritual bagi nasabah”, ujar Hery.
Menurut dia, BSI mengintegrasikan prinsip syariah dengan inovasi digital untuk memberikan manfaat nyata melalui berbagai layanan yang tersedia sesuai kebutuhan masyarakat.
“Hal ini juga merupakan wujud nyata peran BSI dalam mendukung visi Asta Cita Presiden menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” tutur Hery.
Dia menambahkan, upaya BSI dalam mengembangkan UMKM dan digitalisasi sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk transformasi ekonomi guna menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovatif, dan kompetitif.
“Sinergi dengan pemerintah dan Bank Indonesia menjadi pilar penting BSI dalam mendorong transformasi ekonomi,” ungkap Hery.
Pada peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2024, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyoroti pentingnya stabilitas dan transformasi untuk pertumbuhan yang lebih tinggi, sehingga hal itu menjadi arah setiap kebijakan bank sentral. Salah satunya, kebijakan BI menurunkan BI Rate menjadi 5,75%, juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, bank sentral juga terus menjaga kebijakan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar dapat senantiasa menyalurkan kredit, terutama ke sektor-sektor prioritas yang menyerap banyak tenaga kerja seperti pertanian, perdagangan, retail dan perumahan rakyat, serta UMKM dan ekonomi kreatif.
“Transformasi adalah kunci untuk kita tumbuh lebih tinggi. Bagaimana kita meningkatkan produktivitas, meningkatkan modal, penciptaan lapangan kerja dan juga aspek-aspek efisiensi produk ekonomi. Itulah transformasi. Dan kami melihat, Bapak Presiden dengan visi Asta Cita dan program-program Asta Cita menyasar sinergi, stabilitas dan transformasi menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” tutur Perry. (jea)