BRIEF.ID – Capital Market Observer Edhi Pranashidi mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (6/11/2025) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan menguat seiring membaiknya perekonomian Indonesia. Kondisi ini diyakini berpotensi mendorong pemodal asing untuk kembali ke pasar modal Indonesia.
Ia merekomendasikan sejumlah saham yang diperkirakan berpotensi cuan, di antaranya GOTO, BBRI, BBCA, BMRI, TOBA, ASII, dan PSAB.
“Di tengah masih lemahnya daya beli dan tingginya suku bunga acuan, ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2025 masih bertumbuh 5,04% atau sedikit melambat dibandingkan pada Kuartal II-2025 yang sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini menunjukkan resiliensi ekonomi yang masih ditopang konsumsi rumah tangga, ekspor barang dan komoditas setengah jadi,” kata Edhi di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Ia berharap Bank Indonesia (BI), pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), 18-19 Novmber 2025 akan kembali melanjutkan pemotongan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi seraya menjaga Rupiah tidak terdepresiasi melewati angka Rp 16.900 per dolar AS. Selain itu, inflasi diharapkan terjaga di bawah level 3,5% YoY dan 2% tahun kalender. Suku bunga acuan tujuh hari gadai (7DRR) saat ini berada pada level 4,75%.
Dari Amerika Serikat (AS) dilaporkan, pasar saham Wall Street berhasil rally setelah sempat berada di teritori negatif, yang didorong oleh bargain buying pada saham-saham teknologi dan membaiknya sektor tanega kerja swasta, yang pada Oktober 2025 berhasil menambah sekitar 42 ribu tenaga kerja baru setelah kehilangan 29 ribu tenaga kerja. Data ini dapat menjadi petunjuk bahwa sektor tenaga kerja diselain sektor pertanian (Non-Farm Payrolls/NFP) juga akan membaik dan mendorong the Fed untuk terus menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan terakhir mereka dibulan depan.
Disebutkan, perdagangan di BEI menunjukkan dukungan aksi beli saham berkapitalisasi besar oleh investor asing dalam 10 hari terakhir berhasil membuat IHSG ditutup di rekor tertinggi baru.
Sejak awal tahun pemodal asing mencatat penjualan bersih Rp 39,13 triliun atau membaik dari rekor tertinggi tahun ini sebanyak hampir Rp 60 triliun pada pertengahan Juli 2025 dengan menjual saham-saham perbankan, di antaranya BBCA, BMRI, dan BBRI. Kembalinya aksi beli pemodal asing yang mencapai Rp 20 triliun berhasil mendukung kenaikan IHSG setelah sempat terpuruk lagi di level 7.736 akibat demonstrasi yang merusak pada 1 September 2025.
Sebagai catatan, IHSG dari awal tahun naik 17,5% dan naik 41% dari titik terendahnya di level 5882 tahun ini. Apabila saja setengah dari jumlah yang dijual pemodal asing (sekitar Rp 30 triliun) kembali, maka IHSG akan mudah menutup tahun di atas level 8.600 sampai 9.000, didukung oleh membaiknya harapan akan masa depan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang berkomitmen untuk memberantas korupsi dan memperbaiki struktur keuangan negara.
“Hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak antara support flow 8.248-8.254 dan resistance flow 8.354-8.361. IHSG diperdagangkan pada rasio P/E 15,23X dan PBV 2,38X yang terlihat masih sangat rentan terhadap aksi profit taking,” jelas dia.
Pada Kamis (6/11/2025), harga emas menguat di angka US$ 3.973 per ons dari US$ 3.936 per ons, Rabu (5/11/2025) akibat timbulnya kekhawatiran bahwa truce (gencatan senjata sementara) perang tarif antara AS dan Tiongkok sangat rentan untuk cepat berakhir. Rupiah diperdagangkan stabil dikisaran Rp 16.697 per dolar AS.
Harga batubara thermal untuk pengiriman Desember 2025 tercatat stabil diangka US$ 113,70 per metrik ton dari US$ 112 per metrik ton, Rabu (5/11/2025). (nov)


