Perang Dagang akan Berpotensi Positif Bagi Indonesia

Jakarta – Saat ini dunia tengah dihadapi situasi mencekam di sektor ekonomi, hal ini dikarenakan perang dagang yang tengah bergulir di dua negara besar di dunia, yaitu Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang yang sedang berlangsung saat ini, dinilai sangat mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Hal tersebut ditepis oleh, Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Defelopment of Economic and Finance), Enny Sri Hartati. Ia mengatakan dari hasil penelitiannya, perang dagang yang sedang bergulir saat ini tidak akan memiliki dampak buruk untuk Indonesia, mahalan akan memberikan peluang bagi Tanah Air sendiri.

“Jadi dari secara umum sebetulnya bahwa perang dagang tidak selalu menjadi momok. Hasil kajian INDEF memberi optimisme bahwa dibalik perang dagang ada berkah,” kata Enny, Bidakara Hotel, Jakarta, (28/11).

Namun, keuntungan yang diperoleh Indonesia tidak seoptimal dengan keuntungan yang diperoleh negara lain. Menurut Enny ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya bertambah 0,001%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Malaysia akan bertumbuh 0,045%, Thailand 0,043%, India 0,021%, Vietnam 0,017%, dan Jepang 0,004%.

Walau tidak terlalu berdampak besar, tapi Enny menyatakan perang dagang antara AS dan China berpotensi membawa berkah bagi investasi Indonesia. “Nilai investasi di Indonesia akan bertumbuh sebesar 0,11%. Alasannya, investor AS maupun di China akan lebih memilih negara tetangga untuk berinvestasi.”

Sementara itu, terkait investor AS dan China yang memilih untuk berinvestasi di negara-negara tetangga. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi (Menko) Darmin Nasution mengatakan bahwa hal tersebut merupakan dampak yang tidak langsung bagi Indonesia. Hal tersebut juga akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.

“Tapi ada dampak tidak langsung, bahwa akibat perang dagang itu China tentu mikir investor di China baik AS, Eropa itu akan kalau kita di China terus susah, kena cegat biaya masuk di AS. Dia mulai mau relokasi. Jadi yang saya maksud dengan dampak tak langsung lebih cenderung positif ke kita,” ujarnya.

“Tidak langsung itu kita enggak pasti dapat karena kita harus bersaing dengan, Vietnam, Thailand, Malaysia untuk menjadi tempat relokais industri-industri macam-macam yang kena dampak perang dagang.”

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

IHSG Melesat 1% Uji Level 8.200, Saham 4 Bank Besar Diborong Investor

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Menguat Dipicu Aksi Borong Investor Asing di Pasar Saham dan SUN

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap dolar...

Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Antam Meroket Dekati Level Rp2,5 Juta per Gram

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...

Survei Perbankan BI, Penyaluran Kredit Triwulan III-2025 Tumbuh Positif

BRIEF.ID –  Hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan...