BRIEF.ID – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Indonesia, pada Selasa (20/5/2025) akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran yang dikenal sebagai “Aksi 205.”
Aksi ini dipusatkan di tiga lokasi strategis di Jakarta, yaitu Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR/MPR RI. Aksi dimulai pukul 13.00 WIB dan diikuti sekitar 25.000 pengemudi dari wilayah Jabodetabek, Jawa, dan Sumatera.
Aksi ini bertujuan untuk menyuarakan ketidakpuasan pengemudi terhadap kebijakan perusahaan aplikasi transportasi daring (aplikator) yang dianggap merugikan pengemudi. Beberapa tuntutan utama yang disampaikan para pengemudi, antara lain penurunan potongan aplikasi. Para pengemudi menuntut agar potongan biaya aplikasi diturunkan menjadi maksimal 10%, dari sebelumnya yang mencapai 50% atau lebih.
Pengemudi juga menuntut penghapusan Skema Prioritas yang dinilai bersikap diskriminatif. Pengemudi menolak skema prioritas seperti GrabBike Hemat, skema slot di Gojek, dan skema hub di ShopeeFood yang dianggap merugikan pengemudi
Selain itu, pengemudi juga menuntut pengakuan sebagai pekerja tetap, bukan sekadar mitra, agar mendapatkan hak-hak ketenagakerjaan yang layak. Mereka juga menolak sanksi suspend dan pemutusan kemitraan (PM) yang dilakukan secara sepihak oleh aplikator tanpa mekanisme penyelesaian yang adil.
Pengemudi juga menuntut penyediaan fasilitas kerja. Fasilitas kerja dimaksud adalah jaket, helm, dan tunjangan operasional, serta jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
Sebagai bagian dari aksi, para pengemudi melakukan “offbid” atau mematikan aplikasi secara massal sejak pukul 00.00 hingga Selasa (20/5/2025) pukul 23.59 WIB. Aksi ini diperkirakan akan berdampak pada layanan transportasi online, pengantaran makanan, dan pengiriman barang di berbagai wilayah.
Masyarakat diimbau untuk menghindari area sekitar Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR/MPR RI untuk menghindari kemacetan akibat aksi unjuk rasa. Selain itu, disarankan untuk mencari alternatif transportasi selama berlangsungnya aksi.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pemesanan layanan ojol R2 dan R4 sebagai upaya menghindari sesuatu yang tidak diinginkan bersama.
“Akan dilakukan pelumpuhan pemesanan penumpang, pemesanan makanan, dan pengiriman barang melalui aplikasi secara massal dengan cara mematikan aplikasi pada hari Selasa, 20 Mei 2025 mulai jam 00.00 sampai dengan jam 23.59,” kata Igun. (nov)