BRIEF.ID – Pemerintah Jepang diharapkan, pada Selasa (14/2/2023) ini akan mengumumkan nominasi guru besar bidang ekonomi dan mantan direksi Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda sebagai calon gubernur bank sentral.
Dipilihnya Ueda dinilai mengejutkan karena berpotensi meningkatkan peluang diakhirinya kebijakan pengendalian hasil yang tidak populer.
Ueda adalah mantan anggota dewan kebijakan Bank Jepang berusia 71 tahun dan akademisi di Universitas Kyoritsu Women’s, akan menggantikan Haruhiko Kuroda yang masa jabatan lima tahun keduanya akan berakhir pada 8 April 2023.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida diperkirakan akan mengajukan pencalonan Ueda ke dua majelis parlemen, pada hari Selasa (14/2/2023).
Penunjukan Ueda yang pertama kali dilaporkan surat kabar Nikkei dan dikonfirmasi oleh Reuters pada Jumat lalu, mengejutkan banyak investor yang mengharapkan tugas untuk menjadi gubernur bank sentral adalah pejabat karier, seperti wakil gubernur Masayoshi Amamiya.
Pasar dunia telah mengamati dengan saksama pilihan Kishida itu sebagai gubernur BOJ berikutnya untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa cepat bank itu dapat menghentikan kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC).
Transisi kepemimpinan ini diperkirakan menandai akhir sejarah eksperimen moneter Kuroda yang telah diterapkan selama satu dekade untuk sebuah usaha mengejutkan publik dari pola pikir deflasi, dan akhirnya dapat menyelaraskan Jepang dengan ekonomi besar lainnya menuju suku bunga lebih tinggi.
Dengan inflasi yang melebihi target BOJ sebesar 2%, Ueda menghadapi tugas rumit untuk menormalkan kebijakan ultra-longgar berkepanjangan yang telah mengundang kritik publik yang meningkat karena mendistorsi fungsi pasar dan menghancurkan margin bank. (Reuters)
No Comments