BRIEF.ID – Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) berhasil memasok kebutuhan LPG masyarakat di wilayah-wilayah terisolasi akibat terputusnya jalur pasokan pascabanjir dan longsor di Bireun, Aceh dan Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.
Terputusnya jembatan di Bireun menyebabkan pemerintah memasok kebutuhan LPG di wilayah terdampak di Aceh bagian utara melalui dua jalur. Pertama, dari sisi utara melalui kapal yang memuat skid tank dari terminal LPG Arun (Lhokseumawe) ke Banda Aceh.
“Kapal tiba di Lhokseumawe, pada hari ini dan di Banda Aceh, pada Jumat (5/12/2025),” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dikutip dari Antara, Jumat (5/12/2025.
Jalur kedua adalah pengiriman melalui sisi selatan dan barat Aceh dengan mengirimkan tabung isi dari Sumatera Utara, serta menyiapkan gudang darurat di Aceh Barat. Untuk pasokan LPG pertama, menurut dia, sudah tiba sejak Kamis (4/12/2025).
Bahlil mengatakan untuk pasokan LPG kebutuhan masyarakat Sibolga, Tapanuli Tengah dan Nias, pengiriman juga akan dilakukan melalui dua jalur. Pertama, menggunakan skid tank dan pengiriman tabung isi dari Teluk Kabung, Sumatera Barat, ke Nias, Sibolga, dan Tapanuli Tengah.
Kedua melalui jalur darat, lewat Pakpak Bharat ke Tapteng—Sibolga.
“Pengiriman pertama sudah tiba kemarin (Rabu, 3/12) melalui dua jalur alternatif ini,” kata Bahlil.
Pemerintah berharap dapat mengurangi beban masyarakat terdampak bencana yang terisolasi, khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh.
Pemerintah memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dan LPG di daerah terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam kondisi aman, meski distribusi di sejumlah titik masih mengalami kendala akibat akses jalan yang terputus.
Stok BBM di daerah terdampak bencana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di kisaran tujuh hingga delapan hari atau sesuai dengan standar kecukupan.
“Di beberapa daerah yang jalannya putus, itu mobilisasi BBM-nya terkendala. Karena itu, kita sebagian ada pakai genset, pakai tangki, terus dilakukan,” kata Bahlil.


