BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada level 8.163,88 atau turun 0,25% pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10/2025), setelah bergerak fluktuatif di antara teritori positif dan negatif, sesuai dengan prediksi di mana indeks cenderung bergerak sideways.
Faktor penutupan perdagangan pada akhir bulan dan rebalancing indeks LQ45 juga mempengaruhi pergerakan IHSG.
Pada pekan ini, IHSG ditutup melemah 1,30%. Diperkirakan pergerakan IHSG pada pekan depan, investor akan menantikan sejumlah data ekonomi domestik, seperti data manufaktur PMI, neraca perdagangan, inflasi, pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2025, dan cadangan devisa.
Presiden Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping saat berpidato pada KTT APEC 2025 di Gyeongju, Republik Korea, Jumat (31/10/2025) menyerukan negara-negara Asia untuk menjaga stabilitas rantai pasokan dan bekerja bersama-sama.
Indeks di bursa Asia ditutup variatif, pada Jumat (31/10/2025) dan indeks di bursa Eropa dibuka melemah. Data NBS Manufacturing PMI Tiongkok turun di level 49,0 pada Oktober 2025 dari 49,8 di September 2025, yang merupakan level terendah sejak April 2025.
Secara teknikal, Stochastic RSI melanjutkan reversal ke atas di area pivot. Indikator MACD masih berlanjut membentuk histogram negatif. IHSG bertahan ditutup di atas MA5 dan MA20. Pada pekan depan diperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran 8.000-8.280.
Saham-saham yang dapat diperhatikan pada pekan depan, di antaranya TLKM, LSIP, INCO, DEWA, PSAB, dan SMGR. (nov)


