Jakarta, 21 November 2018 – PT Pegadaian (persero) menerima penghargaan sebagai Winner of The Best Marketing untuk Chief Marketing Officer pada acara BUMN Branding & Marketing Award 2018, yang di selenggarakan oleh Majalah BUMNTrack, di Jakarta. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap kinerja Pegadaian yang selalu menunjukkan perubahan dengan mengembangkan inovasi produk dan layanan.
PT Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di industri keuangan selalu menunjukkan kinerja yang bertumbuh secara konsisten dan selalu inovatif dalam mengembangkan bisnis gadai. Hal ini terlihat dari banyaknya inovasi-inovasi baru baik produk dan layanan yang selalu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk, Harianto Widodo mengatakan dalam mewujudkan visi Pegadaian sebagai solusi keuangan yang terpadu, perseroan terus berupaya menghadirkan ragam produk dan layanan yang tidak hanya menyediakan kebutuhan nasabah akan dana, tetapi juga kenyamanan dan kecepatan pelayanan.
Beberapa produk baru dari Pegadaian adalah tabungan berupa investasi emas, baik secara angsuran maupun tunai retail, serta penyediaan berbagai layanan transaksi keuangan seperti remittance dan payment. Selain itu, Pegadaian juga terus memperluas jaringan distribusi dengan membuka 6.000 Agen Pegadaian dan melakukan digitalisasi pelayanan secara online dengan layanan berbasis mobile app (Pegadaian Digital Service).
“Bakan kami juga menambah produk baru, Gadai Prima tanpa bunga yang besaran pinjaman maasimal Rp500.000 dengan tenor dua bulan dan ditargetkan mencapai dua juta nasabah, sehingga target 11 juta nasabah dapat terlampaui hingga akhir tahun ini,” tutur Harianto.
Selain itu, Pegadaian juga memiliki Rahn Hasan yang merupakan bentuk syariah dari Gadai Prima konvensional. Keduanya menawarkan pinjaman dengan nominal mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 500 ribu. Tenor pinjaman selama dua bulan dan bisa diperpenjang menjadi empat bulan. Produk Gadai Prima kovensional tanpa bunga, sedangkan Rahn Hasan tanpa biaya titipan (mu’nah).
Saat ini, kata Harianto, visi perusahaan saat akan mengalami perubahan sesuai perkembangan industri keuangan global dan teknologi. “Tetapi masih dalam proses persetujuan pemegang saham. Dalam visi barunya nanti, Pegadaian terus menciptakan inovasi produk baru, maupun pengembangan fitur produk. Inovasi produk dan pengembangan fitur produk juga didukung dengan pengembangan layanan, serta deliverable melalui service excellent yang menghadirkan layanan beyond expectation nasabah,” ujarnya.
Harianto menjelaskan beragam inovasi produk dan layanan ini menunjang naiknya kinerja perseroan, Diverifikasi produk dan akses layanan menghasilkan pertumbuhan bisnis Pegadaian (outstanding loan) 9,8% , yang jumlahnya diatas rata-rata industri pertumbuhan pembiayaan 6,4%.
“Adanya aplikasi Pegadaian Digital Services (PDS) juga meningkatkan angka nasabah, apalagi nasabah pria. Karena di tahun 2018 nasabah pria mencapai 58%, sedangkan wanita mencapai 43%,” tambahnya.
Untuk produk tabungan emas memberikan kontribusi dalam hal margin penjualan emas, juga menambah costumer base, yaitu pertambahan nasabah Tabungan Emas sebanyak 1,5 juta (sampai periode September 2018) yang berpotensi memanfaatkan produk-produk Pegadaian lainnya.
Kinerja Hingga Oktober Positif
Harianto mengatakan perkembangan kinerja Pegadaian selama 5 tahun belakangan ini selalu menunjukkan hal yang positif. Terlihat dari Outstanding Loan yang selalu menunjukkan peningkatan sebesar 9,8%, total aset sebesar 10,9% , dan laba bersih sebesar 11,5 %.
Kinerja periode Oktober 2018, Aset Pegadaian tercatat mencapai Rp 51, 850 triliun, pendapatan usaha mencapai Rp 9,473 triliun, biaya usaha Rp 6,390 triliun, laba usaha Rp 3,082 triliun, dan laba bersih Rp 2,513 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pegadaian selalu menunjukkan peningkatan.
Pada periode Oktober 2018, bisnis Pegadaian yang direpresentasikan dari penyaluran uang pinjaman tumbuh 8,72 % dibandingkan periode sebelumnya (YoY). Sedangkan di bulan September 2018 tumbuh 8,9% YoY , angka tersebut dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan industri pembiayaan pada periode yang sama, tumbuh sebesar 6,4 % dari Rp 424,6 triliun menjadi Rp 451,7 triliun.
“Hal ini menunjukkan Pegadaian masih mampu tumbuh di atas rata-rata industri pembiayaan, walau persaingan bisnis saat ini semakin ketat saja,” tambahnya.
Dia menegaskan untuk mengahadapi berbagai tantangan yang ditimbulkan seperti pesaing di bisnis gadai ini, Harianto mengatakan Pegadaian saat ini membidik pasar kaum milenial. Pegadaian telah melakukan berbagai strategi yang dimulai dari mencoba mengenalkan dan menawarkan berbagai produk Pegadaian sesuai dengan karakteristik anak milenial.
“Ya, kita lakukan sesuai dengan karakteristik anak-anak sekarang, seperti literasi melalui Goes to Campus, pendirian The Gade Creative Lounge di Kampus, Aplikasi PDS, Pendirian The Gade Coffee & Gold yang lokasinya di outlet Pegadaian, dan Produk Gadai Prima serta Rahn Hasan.”
No Comments