BRIEF.ID – Di Indonesia, banyak pasien pengidap tuberkolosis (TBC) sulit sembuh karena tidak sabar mongsumsi obat dalam waktu lama.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pengobatan TBC mengharuskan pasien meminum 4-6 tablet per hari dalam jangka waktu 6-22 bulan tanpa berhenti.
“Banyak yang gagal selesai minum obat, karena enggak tahan minum obat selama ini. Padahal kalau enggak tahan, enggak sembuh dia,” kata Menkes di Jakarta, Sabtu (17/5/2025).
Menurut Menkes, pasien sulit mengonsumsi obat setiap hari tanpa putus selama minimal 6 bulan untuk sembuh dari TBC. Tahun lalu, pemerintah telah meluncurkan pengobatan TBC dari maksimal 22 bulan, menjadi 6 bulan saja.
Tak cukup sampai di situ, pemerintah juga tengah melakukan uji klinis (clinical trial) terhadap vaksin M72 yang bisa menyembuhkan pasien TBC hanya 90 hari.
“Sekarang kita lagi lakukan clinical trial, yang 6 bulan ini kita mau turunkan mungkin hanya 90 hari, terus lakukan kasus 1 suntikan,” kata Menkes.
Ia mengatakan, suntikan Vaksin M72 efektif untuk mengendalikan TBC sebagai penyakit menular, sama halnya dengan pandemi Covid-19 yang dapat ditangani melalui vaksin. Sebab seluruh kasus pandemi di dunia bisa berhenti dengan ditemukannya vaksin, termasuk pada kasus cacar dan Covid-19 di Indonesia.
“Dulu pandemi yang mengerikan namanya cacar. Kalau saya dilihatin bahunya masih ada goresannya. Cuma Karena pandemi itu sudah hilang, adik-adik itu lengannya lebih mulus. Karena tidak terkena cacar,” kata Menkes.
Menkes mencatat bahwa kasus TBC menjadi penyakit menular paling banyak yang membunuh masyarakat di dunia, maupun Indonesia. Di Indonesia, penyakit ini telah merenggut 125 ribu nyawa per tahun, atau dua meninggal setiap lima menit.
Kasus TBC di Indonesia masih menjadi tantangan besar dalam sektor kesehatan masyarakat. Menurut Global TB Report 2024, Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di dunia setelah India, dengan estimasi 1.090.000 kasus TBC dan sekitar 125.000 kematian setiap tahunnya. (nov)