Pakar Deteksi Dini Kanker, SADARI Cara Efektif Deteksi Kelainan Pada Payudara

BRIEF.ID – PerikSA, PayuDAra, SendiRI (SADARI) menjadi  salah satu cara efektif untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada payudara seseorang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri satu kali setiap bulan.

Hal itu dikatakan dokter spesialis bedah digestif yang juga pakar deteksi dini kanker, Hardina Sabrida MARS, saat melakukan sosialisasi deteksi dini kanker  payudara, pada Bakti Sosial (Baksos) PYC – YKPI di Gedung PYC, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Selain dokter Hardina, sosialisasi  juga disampaikan  Wakil Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Ibu Titien Pamudji dan dokter Ryan Fabian SpB sub Sp Onk (K), dokter Onkologi YKPI.

Hadir pada kesempatan itu, Dewan Pembina PYC Ibu Lis Purnomo Yusgiantoro, Ketua Umum PYC Filda Yusgiantoro PhD, Ibu Ria Yusgiantoro (Dewan Pengurus), dan Ibu Amelia Yusgiantoro (Dewan Pengurus)

Di hadapan sekitar 100-an perempuan pekerja yang terdiri atas petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), karyawan TransJakarta, dan Satpam, dokter Hardina mengatakan, bagi perempuan yang masih mensturasi, pemeriksaan dilakukan pada hari ke 7-10 setelah hari pertama mensturasi.  Bila sudah menapause, pemeriksaan dilakukan setiap tanggal tertentu yang mudah diingat. Misalnya pada setiap tanggal 1 atau tanggal kelahiran.

“Jadi, selain SADARI, juga lakukan pemeriksaan USG dan mamografi. Mamografi adalah salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, sebelum muncul gejala apa pun,” kata dia. 

Dia mengatakan, saat melakukan SADARI paling tidak ada delapan  yang harus menjadi perhatian. Pertama, teraba benjolan. Kedua, penebalan kulit. Ketiga, perubahan ukuran dan bentuk payudara. Keempat, pengerutan kulit. Kelima, keluar cairan dari puting susu. Keenam, nyeri. Ketujuh, pembengkakan lengan atas, dan kedelapan benjolan di ketiak atau leher.

“Apabila ditemukan kelainan-kelainan dan terasa ada perubahan dibandingkan keadaan pada bulan sebelumnya, periksakan diri ke dokter,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum PYC, Filda Yusgiantoro PhD mengungkapkan bahwa kanker payudara menjadi ancaman serius bagi kaum perempuan di Indonesia.

“Kanker payudara ancaman serius bagi kaum perempuan. Kita jangan pernah bosan mengedukasi kaum perempuan agar konsisten memeriksa kesehatan mengingat kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian di Indonesia,” jelas Filda.

Filda mengatakan, banyak  perempuan pekerja yang minim akses pada fasilitas kesehatan sehingga banyak yang terdiagnosis penyakitnya  disaat berada di stadium lanjut (stadium III atau IV).

Mengutip  data  Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2022, Indonesia mencatat 66.271 kasus baru kanker payudara, sehingga menjadikannya jenis kanker paling umum di negeri ini dengan proporsi 16,2% dari total kasus kanker baru.

Angka kematian akibat kanker payudara pada tahun 2022 mencapai 22.598 jiwa. Selain itu, terdapat 209.748 kasus prevalensi 5 tahun, yang menunjukkan jumlah penderita yang masih hidup dalam lima tahun setelah diagnosis .​

Kanker payudara juga menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada perempuan di Indonesia, dengan angka kematian sebesar 14,4 per 100.000 penduduk perempuan per tahun. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

BI Jaga Stabilitas Rupiah, Cadangan Devisa Merosot US$4,6 Miliar di April 2025

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa April...

IHSG Bergerak Variatif Dipicu Pernyataan Trump yang Menaikkan Tensi Perang Dagang AS-Tiongkok

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Melemah Imbas The Fed Tegaskan Risiko Inflasi Meningkat

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah melemah imbas Bank...

Harga Emas Antam Turun Tipis Jadi Rp1.953.000 per Gram Hari Ini

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...