Pabrik Peleburan Nikel Terbesar di Indonesia Terancam Tutup Gara-Gara Induk Perusahaan di Tiongkok Bangkrut

BRIEF.ID – PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), salah satu pabrik peleburan nikel terbesar di Indonesia, yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Tahun 2021, dilaporkan tengah memangkas produksi dan terancam tutup total.

Hal itu, disebabkan induk perusahaanya, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, raksasa baja nirkarat yang berbasis di Tiongkok mengalami kebangkrutan dan dalam proses restrukturisasi utang sesuai keputusan pengadilan.

Jiangsu Delong Nickel Industry Co, yang dimiliki konglomerat Tiongkok, Dai Guofang dan keluarganya, adalah salah satu investor pertama di industri peleburan nikel Indonesia.

Tahun lalu, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, yang terbelit utang dan bangkrut, dipaksa melakukan restrukturisasi oleh pengadilan Tiongkok. Bisnis perusahaan tertekan  akibat perlambatan ekonomi Tiongkok dan persaingan ketat dari Tsingshan Holding Group, yang juga memiliki operasi besar di Indonesia.

Sumber yang menolak disebut identitasnya, seperti dikutip Bloomberg, menyampaikan bahwa sebuah kelompok kerja yang terdiri dari pejabat pemerintah Tiongkok dan pengacara yang ditunjuk oleh pengadilan di Kabupaten Xiangshui, provinsi Jiangsu, telah mengambil alih perusahaan sebagai bagian dari proses restrukturisasi Delong.

Pihak Jiangsu Delong Nickel Industry Co, pemerintah daerah Xiangshui, dan firma hukum King & Wood Mallesons, yang ditunjuk sebagai manajer yudisial untuk restrukturisasi tersebut, yang dihubungi Bloomberg untuk konfirmasi tidak menanggapi kabar tersebut.

Disebutkan, akibat kebangkrutan dan proses restrukturisasi di induk perusahaanya, PT GNI juga mengalami kesulitan keuangan, sehingga menunda pembayaran kepada pemasok nikel lokal, dan hampir tidak memperoleh bijih nikel untuk berproduksi.

PT GNI, yang mampu memproduksi 1,8 juta ton nikel pig iron per tahun, telah menutup beberapa lini produksinya sejak awal tahun, dan kemungkinan akan menutup semua atau menghentikan produksi jika situasi saat ini terus berlangsung.

Sumber tersebut menyampaikan, harga nikel global yang hampir turun sebesar 50% sejak akhir tahun 2022, karena produksi Indonesia yang sedang meningkat, memaksa tambang dan pabrik di tempat lain untuk tutup.

Namun kini PT GNI, yang diuntungkan oleh biaya energi dan tenaga kerja yang lebih rendah, turut merasakan tekanan. Pasokan bijih nikel di Indonesia yang diperketat dalam setahun terakhir, karena kurangnya kuota penambangan yang dikeluarkan oleh pemerintah, juga turut memperburuk kondisi PT GNI.

Seperti diketahui, PT GNI yang berada di Morowali, Selawesi Tengah, merupakan salah satu perusahaan investasi asing, yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Tahun 2021.

PT GNI menyatakan bahwa pihaknya berencana untuk berinvestasi sebesar US$3 miliar, modal dalam skala besar, yang menjadikannya salah satu dari pesaing terkuat Tsingshan Holding Group, yang juga berinvestasi di Indonesia dan terkonsentrasi di kawasan industri besar. (Bloomberg/Jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

BPOM Ungkap Dua Modus Baru Penyebaran Kosmetik Tanpa Izin Edar

BRIEF.ID - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap...

Jelang Ramadan, Rano Cek Ketersediaan Kebutuhan Pokok di Jakarta

BRIEF.ID - Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengecek ketersediaan...

Raksana Otomotif Tiongkok Changan Jalin Kerja Sama dengan Indomobil, Siap Masuk Pasar Mobil Indonesia

BRIEF.ID - Raksasa otomotif asal Tiongkok, Changan, siap masuk...

Transisi Energi Indonesia, Jerman dan Jepang Berperan Kunci

BRIEF.ID - Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta...