BRIEF.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian global karena ditopang belanja pemerintah dan realisasi investasi.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap berada di kisaran 5% memang didukung oleh konsumsi masyarakat dan surplus neraca perdagangan.
“Hal itu, juga ditopang naiknya belanja pemerintah dan realisasi investasi,” kata Dian, di Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Dia mengungkapkan, peningkatan belanja pemerintah terutama untuk pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta belanja Pemilu 2024.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, belanja pemerintah pusat (BPP) yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat mencapai Rp640,9 triliun atau 77,8 persen dari total realisasi BPP hingga Mei 2024.
Sementara investasi swasta yang disalurkan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang dilakukan secara bertahap, menelan senilai Rp60 triliun sampai dengan saat ini.
Ekonomi domestik yang tetap kuat juga tercermin pada indikator perbankan sebagaimana terlihat pada pertumbuhan kredit (bank umum) yang masih cukup baik, didorong oleh permintaan yang solid pada pertumbuhan konsumsi dan investasi serta pengeluaran pemerintah.
Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) dan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan juga tetap resilien, dan menjaga likuiditas perbankan.
No Comments