Negosiasi Perdagangan AS-Tiongkok Berlanjut Setelah Percakapan Telepon Donald Trump dan Xi Jinping Pekan Lalu

BRIEF.ID – Negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok (AS-Tiongkok) akan berlanjut, setelah percakapan telepon antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping pekan lalu.

Negosiator dagang utama AS dan Tiongkok dijadwalkan menggelar pertemuan lanjutan di London, Inggris, pada pekan ini, untuk melanjutkan kesepakatan sementara yang dicapai dalam pertemuan di Swiss, sekaligus menindaklanjuti percakapan telepon Trump dan Jinping.

Negosiasi perdagangan lanjutan antara AS-Tiongkok memberi harapan bahwa dua negara ekonomi terbesar dunia akan meredakan ketegangan akibat kebijakan tarif impor.

Sebelumnya, AS dan Tiongkok saling menuduh telah mengingkari kesepakatan perdagangan sementara yang dicapai di Swiss, sehingga memicu ketidakpastian bagi pelaku pasar dan investor.

Meski demikian, kabar mengenai rencana pertemuan Trump dan Jinping, memberi sentimen positif bagi pelaku pasar dan investor sepanjang pekan lalu.

Percakapan telepon yang dilakukan Trump dan Jinping pada Jumat (6/6/2025), membangkitkan harapan akan penurunan tarif impor, sehingga Bursa Wall Street bergerak positif, namun optimisme investor masih terbatas.

Setelah pembicaraan antara kedua pemimpin negara adikuasa tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok menyatakan bahwa Trump menyampaikan kepada Jinping bahwa mahasiswa Tiongkok tetap disambut untuk belajar di AS.

“Presiden Trump mengatakan bahwa merupakan kehormatan baginya untuk menyambut mahasiswa Tiongkok belajar di Amerika Serikat,” bunyi pernyataan Kemenlu Tiongkok, dikutip Senin (9/6/2025).

Disampaikan pula bahawa Presiden Jinping berharap perbaikan hubungan AS-Tiongkok akan menghasilkan pencapaian konkret dalam beberapa pekan atau bulan ke depan, termasuk pengurangan tarif, pelonggaran kontrol ekspor, dan nada komunikasi yang lebih tenang.

Sementara Presiden Trump menyampaikan bahwa Presiden Jinping telah setuju membuka keran ekspor mineral tanah jarang, dan akan memulai kembali pengiriman mineral dan magnet yang berbahan dasar mineral tersebut.

Pada Sabtu (7/6/2025), Pemerintah Tiongkok mengumumkan telah menyetujui sejumlah aplikasi ekspor mineral tanah jarang, meski tidak menyebutkan negara atau industri mana yang akan menerima pasokan tersebut.

Dalam negosiasi perdagangan lanjutan di London pekan ini, delegasi AS akan diwakili Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Sedangkan delegasi Tiongkok akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri, He Lifeng.

Trump memberikan nada optimistis terhadap rencana negosiasi perdagangan AS-Tiongkok di tingkat pejabat eksekutif kedua negara itu, dengan menulis di media sosial bahwa perundingan kali ini “seharusnya berjalan sangat baik.”

Fokus Negosiasi

Kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan salah satu fokus negosiasi perdagangan yang akan dibahas AS adalah terkait mineral tanah jarang. AS ingin memastikan Tiongkok kembali memasok logam tanah jarang dan magnet yang dibutuhkan untuk produksi telepon seluler (ponsel).

“Kami ingin memastikan pasokan mineral logam tanah jarang dan magnet, yang sangat penting bagi ponsel dan perangkat lainnya, kembali mengalir seperti sebelum awal April 2025. Kami tidak ingin detail teknis memperlambat proses itu, dan itu sudah jelas bagi mereka,” kata Kevin Hassett, dalam program Face the Nation CBS, pada Minggu (8/6/2025).

Sementara Tiongkok mengharapkan pencapaian konkret terkait pengurangan tarif impor, pelonggaran kontrol ekspor, dan komunikasi tanpa ancaman dari pihak AS.

Ketua Ekonomi Internasional di Atlantic Council, Josh Lipsky, menilai negosiasi AS-Tiongkok di London pekan ini hanya ingin kembali ke titik yang mereka tinggalkan dalam pembicaraan awal di Swiss, dengan menambahkan beberapa kesepakatan secara tertulis, untuk benar-benar memahami apa yang akan diberi izin, apa yang bisa diekspor, dan apa yang tidak.

Menurut dia, AS mengeluhkan berkurangnya pasokan magnet berbasis mineral tanah jarang yang krusial bagi kendaraan listrik dan sistem pertahanan. Sebagian besar pasokan mineral tanahg jarang berasal dari Tiongkok.

Sementara Tiongkok gusar atas pembatasan AS terhadap chip kecerdasan buatan (AI) dari Huawei, akses ke teknologi canggih lainnya, serta kebijakan ketat terhadap mahasiswa asing di AS.

Menurut dia, pertemuan AS-Tiongkok di Jenewa, Swiss pada Mei 2025, menegaskan betapa sulitnya membuat kesepakatan antara kedua negara, sehingga pertemuan di London tidak akan terlalu berdampak, karena sudah diantisipasi pelaku pasar.

“Ada kebingungan, kesalahpahaman, atau bahkan interpretasi yang disengaja dari kedua belah pihak, tergantung bagaimana Anda melihatnya. Mereka membiarkan terlalu banyak hal terbuka untuk ditafsirkan, dan akhirnya semua pihak harus menanggung akibatnya dalam beberapa pekan setelahnya,” ungkap Josh Lipsky. (Bloomberg/jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Harga Emas Antam Awal Pekan Stagnan di Rp1.904.000 per Gram

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...

Jimly Asshiddiqie Mengenang 5 Legasi Taufiq Kiemas

BRIEF.ID - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie...

PM Kanada Mark Carney Undang Prabowo Hadiri KTT G7 di Kananaskis

BRIEF.ID - Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney mengundang...

Gara-Gara Obat Flu, Doyoung NCT Ketahuan Alergi Apel dan Kucing

BRIEF.ID - KimDong-young, anggota member Boygroup NCT besutan SM...