BRIEF.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak pernah memberikan arahan kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) sebesar 4%.
Saat ini, bank pelat merah kompak menaikkan suku bunga deposito valas dolar Amerika Serikat (AS) ke level 4%.
“Tidak ada kebijakan seperti itu. Saya nggak pernah menyuruh Danantara atau bank untuk menaikkan bunga deposito seperti itu,” kata Menkeu di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Seperti diberitakan Antara, Menkeu mengaku pernah ada diskusi mengenai insentif untuk pemegang valas, namun pembahasan itu dikatakan belum selesai lantaran masih ada risiko yang perlu dihitung.
Tim yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto untuk mengukur risiko kebijakan baru akan memberikan laporan, pada Jumat (3/10/2025), mengingat waktu yang diberikan untuk melakukan perhitungan adalah selama dua minggu.
Di sisi lain, Menkeu menegaskan memegang prinsip propasar, sehingga strategi kebijakannya akan lebih mendorong suku bunga rendah dan menggerakkan mekanisme pasar dengan mendorong suplai melalui pemberian uang.
“Jadi, kami selalu mengarahkan kebijakan untuk menggerakkan pasar supaya lebih efisien, bukan mendikte,” katanya.
Dikatakan bahwa keputusan bank Himbara menaikkan suku bunga deposito valas tidak melalui diskusi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Selain itu, Sebagai Menkeu yang menduduki jabatan Ketua KSSK, beserta anggota lainnya dari Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, tidak mendengar rencana kenaikan suku bunga Himbara.
“Mungkin itu inisiatif dari beberapa pemimpin bank. Tapi yang jelas, nggak ada instruksi dari kami. Danantara juga biasanya menekankan basis pasar, tanpa intervensi berlebihan dari pemilik,” ujar dia lagi.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Putrama Wahju Setyawan menyatakan, penyesuaian suku bunga deposito valas merupakan strategi perseroan untuk menghadirkan nilai tambah bagi nasabah, khususnya yang selama ini lebih banyak menempatkan dana valas di luar negeri.
Fokus bank adalah memberikan imbal hasil yang atraktif agar dana valas bisa lebih banyak terserap di dalam negeri. Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BNI membuka peluang bagi nasabah yang selama ini menempatkan dana valasnya di luar negeri untuk berinvestasi di tanah air.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu menyampaikan, penyesuaian suku bunga merupakan strategi perseroan untuk menarik lebih banyak dana valas ke Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Hery Gunardi mengatakan, langkah tersebut diharapkan dapat menjadi magnet baru bagi investor ritel maupun institusi, baik domestik maupun internasional, yang tengah mencari instrumen simpanan dengan imbal hasil kompetitif di tengah kondisi pasar global yang masih diliputi dengan ketidakpastian.
Sedangkan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Riduan meyakini kebijakan ini sejalan dengan arahan strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta memperkuat daya saing industri perbankan nasional. (nov)