BRIEF.ID – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, meminta calon duta besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) membantu wujudkan target pertumbuhan ekspor sebesar 7,1% di Tahun 2025.
Pernyataan itu, disampaikan Mendag saat memberi pembekalan kepada para Calon Dubes LBBP RI, di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Menurut dia, Calon Dubes LBPP sangat diharapkan dapat bersinergi dengan kementerian terkait dan juga pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara penempatan untuk memperluas pasar ekspor Indonesia.
“Semoga bapak dan ibu dapat bersinergi dengan Kemendag, Kemeblu, dan KBRI dalam memperluas pasar ekspor ke negara penempatan hingga target pertumbuhan ekspor sebesar 7,1% pada 2025 dapat tercapai,” ujar Budi dalam keterangan resmi, di Jakarta, Rabu (12/5/2025).
Budi menjelaskan, target ekspor Indonesia sebesar 7,1% atau senilai US$294,45 miliar di tahun ini, didasarkan pada berbagai faktor seperti produk domestik bruto (PDB) dunia, PDB Indonesia, nilai tukar, serta harga komoditas dunia.
Hal itu, lanjutnya, bukan target yang ambisius, mengingat Indonesia memiliki komoditas ekspor unggulan, yang dapat dipromosikan para calon Dubes LBBP di negara penempatan.
“Saya juga mengajak para calon duta besar agar dapat mendukung tiga program utama Kemendag, yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor dan UMKM Bisa Ekspor,” ujar Budi.
Dia mengungkapkan, dalam mendukung target pertumbuhan ekspor, Kemendag berkomitmen untuk memperluas pasar ekspor dengan penguatan diplomasi perdagangan.
Upaya ini ditempuh, antara lain, melalui penyelesaian sengketa perdagangan, perjanjian kerja sama ekonomi yang komoprehensif (CEPA), serta partisipasi aktif di pameran dan forum internasional.
Hingga saat ini, setidaknya telah terimplementasi 19 perjanjian dagang, tertandatangani dan teratifikasi 10 perjanjian, serta sedang dirundingkan 16 perjanjian lainnya.
Budi pun meminta dukungan para vcalon Dubes LBBP untuk penguatan diplomasi perdagangan yang mengacu pada 3 poin penting.
Pertama, dukungan melalui pembukaan akses pasar dan upgrading perundingan dengan negara-negara mitra di berbagai forum, baik bilateral, regional, maupun multilateral.
Kedua, dukungan penyusunan informasi pasar. Mendag mengharapkan peran perwakilan dalam merespons isu-isu yang berkembang di negara akreditasi seperti isu perdagangan hijau dan berkelanjutan.
Ketiga, dukungan pemanfaatan instrumen trade remedies antidumping, antisubsidi, serta safeguard secara masif dan efektif untuk melindungi industri dalam negeri.
Dia menuturkan, Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan yang meliputi 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), 24 Atase Perdagangan, 1 Konsul Perdagangan, 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), dan 1 Duta Besar di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Para perwakilan perdagangan ini saya tugaskan membawa misi peningkatan ekspor yang berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perbankan, dan lembaga terkait lainnya,” tutur Budi.
Mendag juga mendorong dan memfasilitasi ekspor ke pasar negara berkembang (emerging market), serta mendukung transformasi struktur ekspor.
Upaya ini mencakup transformasi komoditas mentah yang bernilai tambah rendah menuju produk ekspor berbasis manufaktur berteknologi tinggi dan menengah sebagai bagian dari dukungan program hilirisasi dan industrialisasi.