BRIEF.ID – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengingatkan umat Islam untuk menegakkan salat sebagai pesan penting dan hakekat spiritual dari peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Pesan itu, disampaikan Nasaruddin dalam pesan dan refleksi Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1446 H/2025 Masehi, melalui unggahan video singkat di akun Instagram pribadinya, @nasaruddin_umar, pada Senin (27/1/2025).
Dia menyampaikan, Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa sesungguhnya amal pertama yang akan dihisab dari umat muslim pada hari kiamat adalah salat.
Menurut dia, ibadah salat sangat istimewa karena menjadi tolok ukur amal umat Islam. Jika salatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Akan tetapi, jika salatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.
“Perintah salat ini juga disampaian Allah kepada Nabi Muhammad melalui sebuah peristiwa yang sangat istimewa, yang dikenal sebagai Isra Mikraj,” kata Nasaruddin.
Menag menjelaskan, Isra Mikraj adalah peristiwa monumental, yang membawa pesan mendalam bagi umat Islam, karena menjadi perjalanan suci, dan bersejarah, sekaligus titik balik dari dakwah Nabi Muhammad.
Nasarudddin mengutip John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada.
Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mikraj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil).
Isra Mikraj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dan puncak perjalanan Nabi Muhammad sebagai seorang hamba Allah menuju kesempurnaan dan meuju Sang Khalik, di mana dalam peristiwa itu Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
Dengan demikian, pengalaman rohani Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra Mikraj mencerminkan hakekat spiritual dari ibadah shalat umat Islam yang harus dilaksanakan setiap hari.
“Oleh karena itu, pesan terpenting dari peristiwa Isra Miraj adalah menegakkan salat, sebagai pondasi spiritualitas dan pilar agama Islam,” ujar Nasaruddin.
Nasaruddin menyampaikan, salat juga mengajarkan kedisiplinan, keteduhan, dan hubungan yang erat dengan Sang Pencipta. Selain itu, salat yang ditutup dengan salam juga mengajarkan pentingnya menebar kedamaian dan keselamatan, dan pentingnya keseimbangan hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
Salat juga menguatkan pondasi spiritual, serta membangun umat dan bangsa. Ketika pondasi ini kuat, maka nilai-nilai keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan tentu akan tumbuh dan membawa manfaat bagi semua orang.
Dia menambahkan, salat juga mengajarkan bahwa spiritualitas yang terinternisasi dengan baik, akan menjadi landasan untuk membangun persatuan, toleransi, dan harmoni sosial.
“Salat mengajarkan kita bahwa kesalehan individual harus berdampak pada kesalehan sosial, yang menjadi pilar penting dalam membangun masyarakat yang adil dan bermartabat,” tutur Nasaruddin.
Menag kemudian menutup pesan dan refleksi Isra Mikraj 2025 dengan menyampaikan harapan agar semua umat Islam memaknai momentum Isra Mikraj menjadi inspirasi untuk terus memperkuat iman, memperbaiki amal, dan membangun masa depan bangsa dengan lebih baik.
“Tentunya dengan menjadikan spiritualitas sebagai landasan, salat sebagai pilar, mari kita hadirkan peradaban yang penuh rahmat dan keberkahan. Selamat memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah,” ungkap Nasaruddin.