BRIEF.ID – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang akrab disapa Mega secara terbuka mengapresiasi pola pendekatan baru pengobatan medis Indonesia yang memanfaatkan kekayaan flora dan fauna lokal.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan obat-obatan yang lebih alami karena populasi flora dan fauna di Indonesia sangat kaya, dibandingkan negara-negara yang memproduksi obat-obatan menggunakan unsur kimiawi.
“Karena tidak ada bahan alami, makanya yang negara-negara lain itu mencampur obat-obatan dengan bahan kimiawi. Kalau kita, dari bahan alami,” kata Megawati melalui keterangan tertulis yang diterima Selasa (17/1/2023) terkait kunjungannya ke Kebun Tanaman Obat di Denpasar, Bali.
Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) itu saat meninjau kebun tanaman obat atau ethnomedicinal botanic garden didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handaka.
Kebun itu adalah zona khusus yang dikelola BRIN dan Kebun Raya untuk menjadi pusat penelitian kesehatan dan taman usada dalam pengembangan tanaman obat dalam terapi penyembuhan berbagai jenis penyakit.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa pengembangan ethnomedicinal botanic garden akan memanfaatkan manuskrip pengobatan tradisional Bali.
“Nah ini, kita coba manuskrip pengobatan tradisional Bali yang menggunakan tanaman herbal lokal yang bekerja sama dengan BRIN dan seluruh tokoh kesehatan yang ada di Bali,” kata Erick.
Komisaris Utama Injourney, Triawan Munaf mengatakan sektor wisata kesehatan adalah sebuah potensi baru yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia untuk membawa kemampuan medis ke kancah internasional.
Triawan mengatakan, berawal dari mimpi Presiden Pertama RI Ir Soekarno untuk membangun pusat kawasan wisata Sanur, Kementerian BUMN menginisiasi area Sanur untuk menjadi destinasi pariwisata kesehatan terintegrasi.
“Gagasan dan langkah ini diharapkan menjadi transformasi besar bagi wisata kesehatan Indonesia,” jelas Triawan.
No Comments