BRIEF.ID – Pakar hukum tata negara, Mahfud MD, menjadi khatib shalat Idul Adha 1445 Hijriah di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/6/2024). Dalam khutbahnya, Mahfud menekankan, Idul Adha jangan cuma dimaknai ibadah mahdhah (ritual).
Ia mengatakan, keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya, termasuk Nabi Ismail dan Siti Hajar, menjadi contoh baik dalam menjalani kehidupan bernegara. Sebab, bernegara ibarat ikatan keluarga.
“Pelajaran utama dari peristiwa keluarga Ibrahim ini adalah ujian. Setiap manusia yang hidup akan mengalami berbagai ujian, berani mengorbankan jiwa dan raga, termasuk ujian mengorbankan keluarga demi ketaqwaan kepada Allah SWT,” kata dia.
Ia menuturkan, ujian bisa berupa kemiskinan, kekayaan dan kedudukan. Ujian, apakah dalam kemiskinan kita tetap akan bertaqwa dan tidak mau diimingi untuk melanggar ketaqwaan guna mengakhiri kemiskinan.
“Ujian, apakah saat kita kaya masih mau bertaqwa dengan tetap berakhlaqul karimah dan berlaku baik untuk menunaikan kewajiban sebagai hamba Allah. Ujian, apakah kita masih mau bertaqwa ketika mempunyai jabatan tinggi dengan berbuat adil, tidak korupsi dan tidak menyalahgunakan jabatan,” ujar Mahfud.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2013 itu menyatakan, Alqur’an menyebut negara ibarat ikatan keluarga. Karenanya, pernikahan dalam rangka membentuk keluarga atau rumah tangga adalah mistaqon ghalidza atau perjanjian suci.
Ia menyampaikan, dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia dalam bentuk NKRI, ulama-ulama kita menyebut NKRI sebagai darul mitsaq atau darul ahdi. Artinya, NKRI merupakan negara bangsa sebagai ikatan atau perjanjian antar seluruhh elemen bangsa.
Indonesia yang beragam berjanji dan mengikatkan diri untuk hidup dan membangun keluarga besar bernama NKRI. Keberagaman Indonesia bisa dilihat dari data dan fakta bahwa Indonesia menyatukan 17.508 pulau, 1.360 suku bangsa, dan 726 bahasa daerah.
No Comments