MA Prihatin Tiga Hakim PN Surabaya Jadi Tersangka Kasus Suap

BRIEF.ID – Mahkamah Agung RI mengakui kecewa dan prihatin terhadap tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang memeriksa dan memutus perkara Gregorius Ronald Tannur, yang kini ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap atau gratifikasi oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

“Terhadap peristiwa tersebut, MA merasa kecewa dan prihatin,” kata Juru Bicara MA Yanto dalam konferensi pers di Media Center MA, Jakarta, Kamis (24/10/2024).

Yanto mengatakan, penetapan tersangka terhadap oknum hakim ini mencederai kebahagiaan para hakim di Indonesia yang baru-baru ini mendapatkan kenaikan gaji dan tunjangan, sebagaimana telah diundangkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2024.

“Peristiwa ini telah mencederai kebahagiaan dan rasa syukur terhadap rekan-rekan hakim seluruh Indonesia atas perhatian pemerintah yang telah menaikkan tunjangan dan gaji hakim,” ucap Yanto.

Diketahui bahwa Presiden Ke-7 RI Joko Widodo telah meneken PP Nomor 44 Tahun 2024 pada Jumat (18/10). PP tersebut merupakan perubahan ketiga atas PP Nomor 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim yang Berada di Bawah MA.

PP Nomor 44 Tahun 2024 mengakomodasi perubahan hak keuangan para hakim. Hal itu berupa pengaturan gaji pokok dan penghasilan pensiun hakim yang tidak lagi tergantung atau disamakan dengan ketentuan ASN.

PP tersebut juga menaikkan tunjangan jabatan hakim serta memberikan delegasi kepada ketua MA untuk menetapkan penyesuaian wilayah dalam zonasi pemberian tunjangan kemahalan.

Sebelumnya (23/10), penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung telah menetapkan tiga hakim yang memvonis bebas Ronald Tannur sebagai tersangka dugaan suap atau gratifikasi. Ketiga hakim tersebut ialah ED, HH, dan M.

Selain ketiga hakim tersebut, penyidik Jampidsus Kejagung juga menetapkan pengacara Ronald Tannur yang berinisial LR sebagai tersangka selaku pemberi suap.

Ketiga hakim PN Surabaya yang ditetapkan tersangka merupakan majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Ronald Tannur di tingkat pertama dalam kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti. Ketiganya membebaskan Ronald Tannur dari segala dakwaan.

Akan tetapi, di tingkat kasasi, MA membatalkan vonis ketiga hakim PN Surabaya itu. Majelis Kasasi MA, Selasa (22/10), menyatakan Ronald Tannur terbukti bersalah, sehingga dijatuhi hukuman pidana penjara selama lima tahun.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pelantikan Paus Leo XIV, Presiden Prabowo Diwakili Cak Imin

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto dipastikan tidak akan menghadiri...

Indonesia-Inggris Perkuat Kemitraan Ekonomi Strategis

BRIEF.ID - Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Kerajaan Inggris...

BI: Aliran Modal Asing Masuk Pekan Kedua Mei 2025 Sebesar Rp 4,14 Triliun

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing...

Gubernur Pramono Aktifkan 5 Taman Kota Beroperasi 24 Jam di Jakarta

BRIEF.ID - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara resmi...