Jakarta – Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) menetapkan lima rekomendasi yang akan dijadikan sebagai acuan untuk praktisi humas di berbagai sektor di Indonesia, mulai dari pemerintahan, swasta, dan organisasi kelembagaan. Agung Laksamana, Ketua Umum BPP Perhumas mengatakan lima rekomendasi tersebut merupakan sebuah jalan menuju Humas yang berstandar 4.0.
“Lima rekomendasi ini kalo dianalogikan seperti chip-nya ya. Software-nya itu NKRI. Jadi Humas 4.0 harus punya karakter yang berintegritas terlebih dahulu, baru setelah itu diikuti oleh pendukung lainnya seperti bagaimana berkolaborasi dengan organ di luar dari lingkungan lembaganya karena humas harus sudah mulai memikirkan hal-hal yang strategis,” ujar Agung di acara Konvensi Nasional Humas, Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (11/12).
Agung menjelaskan bahwa lima rekomendasi tersebut terdiri dari:
- Karakter
Humas 4.0 harus memiliki karakter yang adaptif, kreatif, responsive dan punya agenda setting. Selain itu, humas juga harus mengedepankan sikap membela kepentingan NKRI. Ini penting untuk melihat sejauh mana integritas para praktisi humas di Indonesia. - Kolaborasi
Humas 4.0 harus memiliki spirit kolaborasi yaitu komunikasi strategis yang dibangun antar lembaga, tidak boleh lagi ego sektoral. - Kebijakan
Khusus untuk humas pemerintah, perlu ada reposisi peran humas secara tepat sehingga humas bisa bekerja lebih efektif dan tepat sasaran. Pemerintah diharapkan membuat regulasi yang mengikuti perkembangan jaman. - Kompetensi
Untuk mendukung Roadmap Making Indonesia 4.0, Perhumas akan meluncurkan akreditasi humas 4.0 dimana nantinya semua humas harus memiliki standart kemampuan soft skill berbasis digital. Pemerintah diharapkan mewajibkan para praktisi humasnya untuk mengambil sertifikasi tersebut agar humas memiliki kompetensi yang memiliki daya saing yang kuat. - Kode Etik Kehumasan
Kode etik Perhumas harus segera direvisi menjadi kode etik humas 4.0 sehingga humas memiliki komitmen dan integritas tinggi terhadap pekerjaan yang dijalankannya.
Sementara itu, Ketua Panitia Konvensi Humas 4.0, Benny Butarbutar menyatakan Humas Indonesia harus terus melakukan sebuah transformasi baru, agar dapat selalu menghasilkan kualitas kinerja yang terbaik. Karena jika Humas Indonesia tidak segera bertransformasi maka momentum untuk memanfaatkan 40 persen kinerja humas yang tergantikan oleh artificial intelligent akan terbuang sia-sia.
Generasi 4.0 ini, menurut Benny, merupakan tantangan yang harus kita hadapi khususnya untuk praktisi humas. Karena ke depan humas bukan lagi orang yang ada di belakang, tetapi justru humas harus berada di depan menentukan strategi apa saja yang harus diterapkan agar kepentingan lembaganya tercapai. “Membangun citra dan reputasi di jaman yang sudah serba teknologi bukan perkara mudah. Itu mengapa rekomendasi ini bisa menjadi panduan bagi kita semua untuk menjawab tantangan humas di masa depan,” tutup Benny.
***
No Comments